Selamat Datang di My Blog << Waroeng Alam is a Waroeng-e Alam >>

Friday, January 27, 2017

Akutansi Biaya

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pencatatan perhitungan kekayaan mulai dibutuhkan sejak manusia mengenali arti nilai suatu barang dan alat tukar, semenjak mengenal nilai arti suatu barang, manusia melakukan tukar-menukar barang dengan memperhatikan nilai barang dan memerlukan pencatatan perhitungan harta kekayaan (Akuntansi), pencatatan terus berkembang dari waktu ke waktu sampai dengan kemajuan peradaban manusia.
Pencatatan yang lebih lengkap sejalan dengan perkembangan dunia usaha muncul dikota Venesia, Italia. Seorang biarawan pakar Matematika yang bernama Lucas Paciolo pada tahun 1494.
Sistem akuntansi yang dikemukakan Lucas Paciolo yang berkembang dan mendasari sistem akuntansi yang adipakai dalam dunia usaha sekarang ini.
Akuntansi Biaya Adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya.
Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti sempit biaya merupakan bagian daripada harga pokok yang dikorbankan di dalam usaha untuk memperoleh penghasilan.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal uraian tersebut diatas dan untuk mengarahkan pembahasan maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.Pengertian akuntansi
2.Pengertian akuntansi biaya
3.Pengertian akuntansi biaya dalam arti luas dan sempit

C.    Pembatasan Masalah
Dalam hal pembahasan yang di lakukan memiliki cakupan yang di batasi, maka penyusun membatasi masalah sebagai berikut
1.Pengertian akuntansi
2.Pengertian Akuntansi biaya

D.    Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan yang hendak dicapai dalam pembahasan makalh ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai pokok bahasan. Adapun maksud dan tujuan pembuatan makalh ini adalah:
1.Untuk mengetahui pengertian akuntansi secara umum
2.Untuk mengetahui pengertian akuntansi biaya secara umum dan lebih Luas
3.Untuk mengetahui manfaat dari akuntansi biaya dan agar mengetahui mengenai akuntansi biaya lebih mendalam






























BAB I
PEMBAHASAN

1.1 PROSES COST

            Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan, pencatatan, dan analisa terhadap biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas suatu organisasi untuk menghasilkan barang atau jasa. Biaya didefinisikan sebagai waktu dan sumber daya yang dibutuhkan dan menurut konvensi diukur dengan satuan mata uang. Penggunaan kata beban adalah pada saat biaya sudah habis terpakai.
Menurut Schaum :
Akuntansi biaya adalah suatu prosedur untuk mencatat dan melaporkan hasil pengukuran dari biaya pembuatan barang atau jasa. Fungsi utama dari Akuntansi Biaya: Melakukan akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan pendapatan.
Menurut Carter dan Usry:
Akuntansi biaya adalah penghitungan biaya dengan tujuan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian, perbaikkan kualitas dan efisiensi, serta pembuatan keputusan yang bersifat rutin maupun strategis.

1.2 OBJEK BIAYA

            Objek biaya (cost object) atau tujuan biaya (cost objective) adalah sebagai suatu item atau aktivitas yang biayanya diakumulasi dan diukur. Berikut adalah aktivitas atau item-item yang dapat menjadi objek biaya:
1. Produk, Proses
2. Batch dari unit-unit sejenis , Departemen
3. Pesanan pelanggan, Divisi
4. Kontrak, Proyek
5. Lini produk, Tujuan strategis

1.3 PENDEKATAN AKUNTANSI BIAYA

            Ada tiga pendekatan yang biasa dilakukan untuk akuntansi biaya, yaitu biaya standar (standard costing), biaya berdasarkan kegiatan (activity-based costing), dan biaya berdasarkan hasil (throughput accounting).




1.4 REVOLUSI DALAM AKUNTANSI BIAYA

            Akuntansi biaya telah mengalami perubahan yang dramatis, dimana perkembangan sistem komputer hampir menghapuskan pembukuan secara manual. Akuntansi biaya kini telah menjadi kebutuhan nyata dalam semua organisasi termasuk bank, organisasi profesional, serta lembaga pemerintah. Dewasa ini telah banyak perusahaan yang memasang metode pabrikasi produk, perdagangan produk, atau pemberian jasa dengan bantuan komputer. Adanya teknologi ini telah sangat memberikan dampak terhadap akuntansi biaya.

1.5 PENGAJARAN DALAM AKUNTANSI BIAYA

            Banyak bahan pelajaran yang diajarkan dalam akuntansi biaya, dimana kesemuanya selalu berkaitan dengan biaya-biaya yang mungkin timbul dalam proses produksi. Pembelajaran yang dilakukan dalam akuntansi biaya antara lain mengenai penentuan harga pokok produk: bersama dan sampingan, harga pokok proses, pembiayaan: biaya variabel dan biaya tetap, biaya overhead pabrik, departementalasi biaya overhead, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja: langsung dan tidak langsung, pengendalian biaya, serta analisis biaya pemasaran.

1.6 MANFAAT AKUNTANSI BIAYA

            Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat bagi manajemen untuk memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Manfaat biaya adalah menyediakan salah satu informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaannya, yaitu untuk perencanaan dan pengendalian laba; penentuan harga pokok produk dan jasa; serta bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.

1.7 KETERBATASAN DALAM SISTEM AKUNTANSI BIAYA

            Dalam akuntansi biaya juga terdapat beberapa kekurangan yang menyertainya, terutama dalam sistem akuntansi biaya yang telah ketinggalan zaman. Gejala-gejala dari sistem biaya yang ketinggalan zaman diantaranya ialah hasil dari penawaran sulit dijelaskan, harga pesaing nampak lebih rendah sehingga kelihatan tidak masuk akal, produk-produk yang sulit diproduksi menunjukkan laba yang tinggi, manajer operasional berkeinginan menghentikan produk-produk yang kelihatan menguntungkan, marjin laba sulit dijelaskan, pelanggan tidak mengeluh atas biaya naiknya harga, departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu hanya untuk memberi data biaya bagi proyek khusus, dan biaya produk berubah karena adanya perubahan peraturan pelaporan
1.8 JENIS-JENIS BIAYA DALAM AKUNTANSI

1.8.1 Biaya Bahan Baku
            Di dalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian, pergudangan dan biaya-biaya perolehan lain.
            Transaksi pembelian lokal bahan baku melibatkan bagian-bagian produksi, gudang, pembelian, penerimaan barang dan akuntansi. Dokumen sumber dan dokumen pendukung yang dibuat dalam transaksi pembelian lokal bahan baku adalah surat permintaan pembelian, surat order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari penjual.

1.8.2 Biaya Tenaga Kerja
            Biaya yang diperhitungkan dalam harga pokok bahan baku yang dibeli
Menurut prinsip akuntansi yang lazim semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya dalam keadaan siap untuk diolah, merupakan unsur harga pokok bahan baku yang dibeli. Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli ( harga yang tercantum dalam faktur pembelian ) ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah.
Biaya unit organisasi yang terkait dalam perolehan bahan baku. Dalam pembelian bahan baku, unit orgsnisasi yang terkait dalam pembelian baha baku adalah bagian pembelian, bagian penerimaan, bagian gudang dan bagian akuntansi persediaan. Dengan demikian akan timbul kesulitan dalam memperhitungkan biaya pembelian sesungguhnya yang harus dibebankan kepada harga pokok bahan baku yang dibeli.
            Penentuan Harga Pokok Bahan Baku yang dipakai dalam produksi. Dalam persediaan bahan baku yang ada di gudang mempunyai harga pokok per satuan yang berbeda-beda, meskipun jenisnya sama hal ini dapat menimbulkan masalah dalam praktik akuntansi, untuk mengatasi masalah ini diperlukan berbagai macam metode yang diantaranya:
a.       metode identifikasi khusus
b.      metode masuk pertama keluar pertama
c.       metode masuk terakhir keluar pertama
d.      metode rata-rata bergerak
e.       metode biaya standar
f.       metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan.
Masalah-masalah khusus yang berhubungan dengan bahan baku. Masalah-masalah yang terjadi dalam proses produksi dalam perusahaan sering terjadi yang diantaranya adalah terjadi sisa bahan, produk cacat dan produk rusak. Yang mana penjelasan masalah-masalah tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
a.       sisa bahan
b.      produk rusak
c.       produk cacat
Terdiri dari biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung.

1.8.3 Biaya tenaga kerja langsung
            Biaya tenaga kerja langsung adalah seluruh biaya yang digunakan untuk membayar upah pekerja langsung yaitu pekerja yang secara langsung membuat produk. Sepertihalnya biaya, biaya tenaga kerja memiliki saldo normal debet. Padaakhir periode akuntansi biaya tenaga kerja langsung ditutup dengan jurnal penutup, dan nilainya dipindahkan ke ikhtisar produksi.

Contoh
Tangal 1 Desember 2009 dibayar biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 2.000.000, maka pada tanggal 1 desember dijurnal
Sedangkan pada akhir periode akan ditutup dengan jurnal sebagai berikut :

1.8.4 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah seluruh biaya yang digunakan untuk membayar upah pekerja langsung yaitu pekerja yang secara tidak langsung membuat produk.

1.9 BIAYA OVERHEAD PABRIK
            Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu (1) biaya overhead pabrik variabel, (2) biaya overhead pabrik tetap, dan (3) biaya overhead pabrik campuran. Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya overhead pabrik yang jumlah totalnya akan berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya overhead pabrik variabel adalah biaya bahan penolong. Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang jumlah totalnya (dalam kisaran tertentu) tidak berubah walaupun terjadi perubahan volume kegiatan. Contoh biaya overhead pabrik tetap adalah pajak bumi dan bangunan, biaya penyusutan aktiva tetap, dan biaya sewa gedung pabrik. Biaya overhead pabrik campuran dapat dibedakan menjadi biaya overhead pabrik semivariabel, misalnya biaya listrik pabrik dan biaya telepon pabrik, dan biaya overhead pabrik bertahap, misalnya gaji supervisor dan gaji inspektur

1.9.1 Perbedaan Biaya Overhead Pabrik Normal dengan Sesungguhnya
            Biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk dapat berupa biaya overhead pabrik sesungguhnya atau biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka. Jika biaya overhead pabrik dibebankan sebesar biaya sesungguhnya maka harga pokok produk baru dapat ditentukan setelah semua biaya overhead pabrik sesungguhnya telah terkumpul. Padahal penentuan harga pokok produk diperlukan pada saat barang selesai diproses. Untuk itu, perlu ditetapkan biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka atas dasar kapasitas normal.

1.9.2 Penaksiran Tingkat Produksi
            Biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka dihitung dengan penyebut/pembagi kapasitas produksi. Tingkat kapasitas produksi yang dapat digunakan sebagai penyebut adalah (1) kapasitas produksi teoritis atau ideal, (2) kapasitas produksi praktis atau realistis, (3) kapasitas produksi normal atau jangka panjang, dan (4) kapasitas produksi yang diharapkan atau jangka pendek.
Kapasitas produksi teoritis atau ideal adalah kapasitas produksi maksimum yang dapat diproduksi oleh perusahaan tanpa hambatan intern maupun hambatan ekstern. Hambatan intern misalnya setup time, reparasi dan pemeliharaan mesin, libur nasional, dan libur mingguan. Hambatan ekstern misalnya kekosongan pesanan penjualan. Pada tingkat kapasitas ini, pabrik dianggap bekerja 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 52 minggu setahun tanpa henti sehingga tercapai kapasitas produksi 100%.
            Kapasitas produksi praktis atau realistis adalah kapasitas kapasitas produksi maksimum yang dapat dicapai oleh perusahaan dengan mempertimbangkan hambatan intern. Pada kapasitas ini dianggap hambatan-hambatan ekstern tidak ada.
Kapasitas produksi normal atau jangka panjang adalah kapasitas produksi yang didasarkan pada kapasitas produksi praktis dengan mempertimbangkan permintaan terhadap produk. Pada kapasitas ini sudah dipertimbangkan baik hambatan intern maupun hambatan ekstern jangka panjang umumnya dalam jangka waktu 5 tahun.
            Kapasitas produksi yang diharapkan atau jangka pendek adalah kapasitas produksi yang didasarkan atas taksiran produksi periode yang akan datang. Dalam satu periode, kapasitas produksi yang diharapkan dapat lebih besar, sama, atau lebih kecil dari pada kapasitas produksi normal. Dalam jangka panjang, total kapasitas produksi yang diharapkan harus sama dengan total kapasitas produksi normal.

1.9.3 Penaksiran Biaya Overhead Pabrik
            Dalam menaksir biaya overhead pabrik, harus ditaksir total biaya overhead pabrik selama periode tertentu. Taksiran total biaya overhead pabrik ini biasanya ditetapkan pada tingkat kapasitas produksi normal. Taksiran total biaya overhead pabrik dirinci ke dalam biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap.

1.10 JOB ORDER COSTING (BEBAN POKOK PRODUKSI PESANAN)
                Job order costing (beban pokok produksi pesanan) :  menerangkan bagaimana biaya pabrikasi dapatdikendalikan dan dilaporkan dengan penggunaan sistem akuntansi biaya job order,sebuah sistem yang menggunakan metode perpetual untuk akuntansi persediaan.Dalam mempelajari sistem akuntansi biaya menurut job order, saudara perhatikanpada ketiga pertanyaan di bawah ini.1. Apakah perbedaan pabrikasi yang meliputi produksi masal dan produksi yangdilakukan berdasarkan pesanan tersendiri?2. Apakah struktur suatu sistem akuntansi biaya?3. Ayat jurnal harian dan pencatatan apa yang tersangkut dalam suatu sistemakuntansi biaya berdasarkan pesanan/ job order?
Penentuan Biaya Berdasarkan Pesanan danPenentuan Biaya Berdasarkan Proses Apakah perbedaan antara pabrikasi yang meliputi produksi masal denganproduksi yang dilakukan berdasarkan pesanan tertentu?Saudara telah mempelajari akuntansi pabrikasi di mana digunakan pelaporanpersediaan secara periodik.
Menurut sistem tersebut, pada akhir suatu jangka waktuoperasi, penghitungan persediaan secara fisik harus dilakukan atas bahan baku,persediaan dalam proses, dan persediaan barang jadi. Kemudian, juga pada akhir periode, dibuat kalkulasi biaya barang yang dihasilkan (laporan beban pokok produksi).Berikutnya, harga pokok barang yang dijual dihitung untuk pembuatan ikhtisar Laba Rugi.
Metode periodik ini mempunyai satu kelemahan utama. Kelemahan tersebutadalah bahwa biaya pabrikasi tidak dapat dilaporkan dengan mudah selama jangkawaktu operasi. Biaya ditentukan secara periodik (pada akhir periode), tidak dilakukanterus menerus, yang mungkin diperlukan untuk pengendalian sehari-hari.Sistem perpetual untuk mengendalikan biaya pabrikasi lebih banyak dipakaidaripada metode periodik karena pengendalian biaya sehari-hari dapat dilakukandengan sistem perpetual.
Ada dua sistem akuntansi biaya perpetual, yaitu sistemakuntansi job order dan sistem akuntansi biaya berdasarkan proses.
Sistem job order dirancang untuk mengawasi biaya perusahaan dalam menghasilkan atau mengerjakan masing-masing pekerjaan/ pesanan. Misalnya,sebuah cetakan berdasarkan pesanan mungkin akan menggunakan sistem akuntansibiaya berdasarkan pesanan pekerjaan. Sebuah cetakan berdasarkan pesananmungkin akan menggunakan sistem akuntansi biaya berdasarkan pesanan pekerjaan.Sebuah perusahaan yang membuat perahu pesiar berdasarkan pesanan juga akanmenggunakan sistem akuntansi biaya berdasarkan pesanan pekerjaan.
Dalam sistem seperti itu catatan biaya tertentu dibuat untuk masing-masing pekerjaan. Catatan tersebut dengan demikian mengumpulkan informasi mengenai biaya bahanbaku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik untuk setiap pekerjaan. Harga jualpesanan dapat dibandingkan dengan total biaya pesanan tersebut; dan ketiga unsur biaya pesanan tersebut (bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik)dapat dianalisa untuk keperluan pengawasan dan dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan harga pekerjaan yang sama dimasa datang.Sistem akuntansi biaya berdasarkan proses dirancang untuk mengawasi biayabagi perusahaan yang menghasilkan barang secara missal
Misalnya, industripengolahan makanan dapat menghasilkan ribuah kaleng makanan dalam sehari.Tekanan pengawasan dalam pabrik ini bukanlah pada unit atau pekerjaan satu per satu (kaleng makanan) tapi tekanan diarahkan pada pengawasan proses operasidalam pabrik. Sebuah pabrik yang menghasilkan komponen mobil secara massal,sebagai contoh, dapat dibagi menjadi empat departemen: departemen pemotongan,departemen trimming, departemen perakitan, dan departemen pengecatan. Dalamsuatu sistem akuntansi biaya berdasarkan proses, catatan biaya dibuat menurutdepartemen (dan bukannya menurut masing-masing pesanan). Ketiga unsur biaya(bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) dapat dianalisa dandikendalikan untuk setiap departemen.
Apakah perbedaan antara pabrikasi yang meliputi produksi masal dengan produksi yang dilakukan berdasarkan pesanan tertentu? Saudara telah mempelajari akuntansi pabrikasi di mana digunakan pelaporan persediaan secara periodik.
Menurut sistem tersebut, pada akhir suatu jangka waktu operasi, penghitungan persediaan secara fisik harus dilakukan atas bahan baku, persediaan dalam proses, dan persediaan barang jadi. Kemudian, juga pada akhir periode, dibuat kalkulasi biaya barang yang dihasilkan (laporan beban pokok produksi). Berikutnya, harga pokok barang yang dijual dihitung untuk pembuatan ikhtisar Laba Rugi.
Metode periodik ini mempunyai satu kelemahan utama. Kelemahan tersebut adalah bahwa biaya pabrikasi tidak dapat dilaporkan dengan mudah selama jangka waktu operasi. Biaya ditentukan secara periodik (pada akhir periode), tidak dilakukan terus menerus, yang mungkin diperlukan untuk pengendalian sehari-hari.
Sistem perpetual untuk mengendalikan biaya pabrikasi lebih banyak dipakai daripada metode periodik karena pengendalian biaya sehari-hari dapat dilakukan dengan sistem perpetual. Ada dua sistem akuntansi biaya perpetual, yaitu sistem akuntansi job order dan sistem akuntansi biaya berdasarkan proses.

            Sistem job order dirancang untuk mengawasi biaya perusahaan dalam menghasilkan atau mengerjakan masing-masing pekerjaan/pesanan. Misalnya, sebuah cetakan berdasarkan pesanan mungkin akan menggunakan sistem akuntansi biaya berdasarkan pesanan pekerjaan. Sebuah cetakan berdasarkan pesanan mungkin akan menggunakan sistem akuntansi biaya berdasarkan pesanan pekerjaan. Sebuah perusahaan yang membuat perahu pesiar berdasarkan pesanan juga akan menggunakan sistem akuntansi biaya berdasarkan pesanan pekerjaan.
Dalam sistem seperti itu catatan biaya tertentu dibuat untuk masing-masing pekerjaan. Catatan tersebut dengan demikian mengumpulkan informasi mengenai biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik untuk setiap pekerjaan. Harga jual pesanan dapat dibandingkan dengan total biaya pesanan tersebut; dan ketiga unsur biaya pesanan tersebut (bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik) dapat dianalisa untuk keperluan pengawasan dan dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan harga pekerjaan yang sama dimasa datang.
            Sistem akuntansi biaya berdasarkan proses dirancang untuk mengawasi biaya bagi perusahaan yang menghasilkan barang secara massal. Misalnya, industri pengolahan makanan dapat menghasilkan ribuah kaleng makanan dalam sehari. Tekanan pengawasan dalam pabrik ini bukanlah pada unit atau pekerjaan satu per satu (kaleng makanan) tapi tekanan diarahkan pada pengawasan proses operasi dalam pabrik. Sebuah pabrik yang menghasilkan komponen mobil secara massal, sebagai contoh, dapat dibagi menjadi empat departemen: departemen pemotongan, departemen trimming, departemen perakitan, dan departemen pengecatan.
Dalam suatu sistem akuntansi biaya berdasarkan proses, catatan biaya dibuat menurut departemen (dan bukannya menurut masing-masing pesanan). Ketiga unsur biaya (bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) dapat dianalisa dan dikendalikan untuk setiap departemen. Perbedaan secara umum, karakteristik Penentuan harga pokok pesanan dan proses, masing-masing metode tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Metode Kalkulasi Harga Pokok.
            Apakah struktur suatu sistem akuntansi biaya? Apakah perusahaan menggunakan sistem akunansi biaya menurut pesanan atau sistem akuntansi biaya berdasarkan proses, prosedur atau sistem akuntansi biaya berdasarkan proses, prosedur dasar tertentu untuk pengumpulan biaya adalah sama dalam kedua sistem tersebut. Ilustrasi JO-1 pada halaman berikut menunjukkan suatu sistem akuntansi biaya yang menggunakan persediaan perpetual. Perhatikan hubungan dari ketiga persediaan perpetual (bahan baku dan penolong, barang dalam proses, dan barang jadi) dan perkiraan lain yang tersangkut dalam sistem dasar ini. Pelajarilah dengan cermat diagram ini dan lihatlah kembali diagram ini pada saat saudara membaca sisa bagian ini.''
'Transaksi Perusahaan dan Pencatatannya'
            Ayat jurnal harian dan pencatatan apa yang tersangkut dalam suatu sistem akuntansi biaya berdasarkan pesanan/job order? Bagian ini menerangkan secara terinci berbagai akuntansi biaya berdasarkan pesanan. Dengan menggunakan berbagai contoh, kita akan membahas ayat jurnal harian dan pembukuan yang terdapat dalam sistem ini.''
            A'kuntansi untuk bahan baku. Buku besar sebuah perusahaan manufaktur mencakup sebuah perkiraan persediaan yang dinamakan persediaan bahan baku dan penolong (perhatikanlah Ilustrasi JO-1). Perkiraan asset lancar ini biasanya mempunyai saldo debit pada awal dan akhir setiap masa pembukuan. Kalau sebuah perusahaan menggunakan berbagai jenis bahan aku dan penolong, sejumlah buku pembantu dapat dibuatu memberikan rincian perkiraan buku besar. Buku pembantu seperti itu biasanya dinamakan buku pembantu bahan baku atau buku gudang. Contoh buku gudang yang umum terdapat pada Ilustrasi JO-2.
            Sebagai buku pembantu, buku gudang dapat dipakai untuk beberapa tujuan. Pertama, kartu tersebut berisi catatan kuantitas setiap bahan baku yang masih ada dalam pesediaan. Kedua, kalau kartu tersebut menunjukkan bahwa pesediaan telah mencapai suatu tingkat tertentu (titik pemesanan kembali), suatu pesanan dapat dilakukan untuk mengisi persediaan. Dan ketiga, buku gudang ini memberikan bukti tertulis bahwa semua bahan baku yang dibeli benar-benar dipergunakan dalam produksi.



1.11. MANFAAT AKUNTANSI BIAYA
Tujuan atau manfaat akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan, yaitu untuk :
1. Perencanaan dan Pengendalian Laba. Akuntansi biaya menyediakan informasi atau data biaya masa lalu yang diperlukan untuk menyusun perencanaan, dan selanjutnya atas dasar perencanaan tersebut, biaya dapat dikendalikan dan akhirnya pengendalian dapat dipakai sebagai umpan balik untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
2. Penentuan Harga Pokok Produk atau Jasa. Penetapan harga pokok akan dapat membantu dalam :
a.       penilaian persediaan baik persediaan barang jadi maupun barang dalam proses,
b.      penetapan harga jual terutama harga jual yang didasarkan kontrak, walaupun tidak selamanya penentuan harga jual berdasarkan harga pokok,
c.       penetapan laba
3. Pengambilan Keputusan oleh Manajemen. 

1.12. KLASIFIKASI BIAYA
Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang digunakan untuk berbagai tujuan, sehingga penggolongan biaya juga didasarkan atas disesuaikan dengan tujuan tersebut.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menggolongkan biaya diantaranya :
1. Berdasarkan Fungsi Pokok Perusahaan
a. Factory Cost (Biaya Produksi)
1. Biaya Bahan Baku (Direct Material Cost)
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Cost)
3. Biaya Tidak Langsung (Factory Overhead)
b. Commercial Expense (Operating Expense)
1. Marketing and Selling Expense
2. General & Administration Expense   
2. Berdasarkan Periode Akuntansi
a. Capital Expenditure (Pengeluaran Modal).
Pengeluaran ini akan member manfaat pada beberapa periode akuntansi. Jenis pengeluaran ini dikapitalisirdan dicantumkan sebagai harga perolehan. Suatu pengeluaran dikelompokkan sebagai capital expenditure jika pengeluaran ini memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi, jumlahnya relatif besar, dan pengeluaran ini sifatnya tidak rutin.
b. Revenue Expenditure (Pengeluaran Penghasilan).
Pengeluaran ini akan memberi manfaat pada periode akuntansi dimana pengeluaran ini terjadi. Pengeluaran ini menjadi beban pada periode tersebut, dan dicantumkan dalam income statement. Suatu pengeluaran dikelompokkan sebagai revenue expenditure jika pengeluaran tersebut memberi manfaat pada periode terjadinya pengeluaran tersebut, jumlahnya relatif kecil, dan umumnya pengeluaran ini sifatnya rutin. 
3. Berdasarkan Pengaruh Manajemen Terhadap Biaya
a. Biaya Terkendali (Controllable Cost).
Adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang manajer tingkatan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
b. Biaya Tidak Terkendali (Uncontrollable Cost).
Adalah biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang manajer atau pejabat tingkatan tertentu. 
4. Karakteristik Biaya Dihubungkan Dengan Keluarannya
a. Biaya Engineered.
Adalah elemen biaya yang mempunyai hubungan phisik yang eksplisit dengan output.  b. Biaya Discretionary.
Biaya ini disebut juga managed cost atau programmed cost adalah semua biaya yang tidak mempunyai hubungan yang akurat dengan output.
c. Biaya Commited atau biaya kapasitas.
Adalah semua biaya yang terjadi dalam rangka untuk mempertahankan kapasitas atau kemampuan organisasi dalam kegiatan produksi, pemasaran dan administrasi. 
5. Pengaruh Perubahan Volume Kegiatan Terhadap Biaya
a. Biaya Tetap.
Yaitu biaya yang jumlah tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan sampai pada tingkatan tertentu. Biaya tetap perunit berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan.
b. Biaya Variabel.
Biaya variabel mengasumsikan hubungan linear antara biaya aktifitas tersebut. Biaya variabel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan maka semakin besar pula jumlah total biaya variabel.
c. Biaya Semi Variabel.
Yaitu biaya dimana jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubahan volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding/proporsional. 
6. Berdasarkan Objek yang dibiayainya
a. Biaya Langsung.
Biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasi kepada objek atau pusat biaya tertentu.
b. Biaya Tidak Langsung.
Biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasi pada objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya.   

1.13. SISTEM AKUNTANSI BIAYA
Sistem akuntansi biaya (cost system) dapat dikelompokkan menjadi dua sistem yaitu : 1. Actual Cost System (Sistem Harga Pokok Sesungguhnya).
Yaitu sistem pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sesuai dengan harga pokok yang sesungguhnya dinikmati. Pada sistem ini, harga pokok produksi baru dapat dihitung pada akhir periode setelah biaya sesungguhnya dikumpulkan.
2. Standard Cost System (Sistem Harga Pokok Standar).
Yaitu sistem pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan sebesar harga pokok yang telah ditentukan/ditaksir sebelum suatu produk atau pesanan dikerjakan.  

1.14 SISTEM PENGUMPULAN HARGA POKOK
1. Job Order Cost.
Yaitu suatu metode pengumpulan harga pokok produk yang dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak. Jadi setiap ada pesanan mempunyai harga pokok tersendiri yang dibuat dalam job cost sheet. Pada metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi pesanan pelanggan.
2. Process Cost.
Yaitu metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu. Pada metode ini, proses produksi diperusahaan dilaksanakan secara terus menerus, barang yang dihasilkan homogen, dan perhitungan harga pokok produksi didasarkan atas waktu. Pada metode ini, produksi dilakukan untuk memenuhi stock. 

1.15. MANFAAT BIAYA PERUNIT
1. Perusahaan Manufaktur
Sistem akuntansi biaya memiliki tujuan pengukuran dan pembebanan biaya sehingga biaya perunit dari suatu produk dapat ditentukan. Informasi biaya perunit adalah sangat penting bagi perusahaan manufaktur untuk penilaian persediaan, penentuan laba, dan pengambilan keputusan lainnya. Pengungkapan biaya persediaan dan penentuan laba adalah kebutuhan pelaporan keuangan yang dihadapi setiap perusahaan pada setiap akhir periode. 
Untuk menentukan biaya perunit, maka total biaya yang digunakan tergantung tujuan informasi tersebut. Perusahaan dapat menggunakan biaya produksi, atau biaya variabel, atau biaya produksi ditambah biaya non produksi. Untuk pembuatan laporan keuangan untuk pihak eksternal, maka informasi biaya perunit diperoleh dari total biaya produksi, sedangkan untuk pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus, dalam kondisi perusahaan beroperasi dibawah kapasitas produksi, maka informasi biaya yang dibutuhkan adalah informasi biaya variabel. 
2. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa juga memerlukan informasi biaya perunit. Pada dasarnya untuk menghitung biaya perunit antara perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur adalah sama. Pertama sekali, perusahaan jasa yang disediakan dan mengidentifikasi total biaya untuk unit jasa yang disediakan.  Perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur menggunakan data biaya dengan tujuan yang sama, yaitu untuk menentukan profitabilitas, kelayakan untuk memperkenalkan layanan baru, membuat keputusan harga jual dan lainnya, hanya perusahaan jasa tidak memerlukan data biaya untuk menentukan nilai persediaan, karena jasa tidak menghasilkan produk fisik.   

1.16 KALKULASI BIAYA PRODUK TRADISIONAL
Kalkulasi biaya produk tradisional hanya membebankan biaya produksi pada produk. Pembebanan biaya utama keproduk tidak memiliki kesulitan, karena dapat menggunakan penelusuran langsung atau penelusuran penggerak yang sangat akurat. Tetapi sebaliknya, biaya overhead memiliki masalah dalam pembebanan biaya ke produk, karena hubungan antara masukan dan keluaran tidak dapat diobservasi secara fisik. Dalam sistem biaya tradisional, untuk membebankan biaya ke produk digunakan penggerak aktifitas tingkat unit (unit level drivers), karena ini merupakan faktor yang menyebabkan perubahan biaya sebagai akibat perubahan unit yang diproduksi.
Contoh penggerak tingkat unit yang secara umum digunakan untuk membebankan overhead meliputi :
1.Unit yang diproduksi
2.Jam tenaga kerja langsung
3.Tenaga kerja langsung (rupiah)
4. Jam mesin
5. Bahan langsung
Setelah mengidentifikasi penggerak (driver) tingkat unit, lalu memprediksi tingkat keluaran aktifitas yang diukur oleh penggerak tersebut, yaitu apakah berdasarkan aktifitas aktual yang diharapkan (expected activity level) dan aktifitas normal (normal activity level). Expected activity level adalah output aktivitas yang diharapkan dicapai oleh perusahaan pada tahun yang akan datang, sedangkan normal activity level adalah output aktivitas rata-rata yang merupakan pengalaman perusahaan dalam jangka panjang. Aktivitas normal mempunyai keunggulan berupa penggunaan tingkat aktifitas yang sama dari tahun ketahun, sehingga pembebanan overhead ke produk tidak begitu berfluktuasi. 

1.17 KETERBATASAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA
Tarif pabrik menyeluruh dan tarif departemental telah digunakan beberapa dekade dan terus digunakan secara sukses. Namun pada beberapa situasi tarif tersebut menimbulkan distorsi yang dapat membuat stress perusahaan yang berproduksi dalam lingkungan produksi canggih (advanced manufacturing environment).
Gejala-gejala dari sistem biaya yang ketinggalan jaman diantaranya sebagai berikut :
1. Hasil dari penawaran sulit dijelaskan
2. Harga pesaing nampak lebih rendah sehingga kelihatan tidak masuk akal.
3. Produk-produk yang sulit diproduksi menunjukkan laba yang tinggi.
4. Manajer operasional ingin menghentikan produk-produk yang kelihatan menguntungkan.
5. Marjin laba sulit dijelaskan
6. Pelanggan tidak mengeluh atas biaya naiknya harga
7. Departemen akuntansi menghabiskan banyak waktu untuk memberi data biaya bagi proyek khusus.
8. Biaya produk berubah karena perubahan peraturan pelaporan

1.18. KONSEP BIAYA
          Biaya dalam akuntansi biaya diartikan dalam dua pengertian yang berbeda, yaitu biaya dalam artian cost dan biaya dalam artian expense.
          Perbedaan Biaya (cost) dan Beban (expense) menurut Bastian Bustami dan Nurlela menyatakan bahwa:
“Biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Biaya ini belum habis masa pakainya, dan digolongkan sebagai aktiva  yang dimasukkan dalam neraca. Sedangkan Beban atau expense adalah biaya yang telah memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Biaya yang belum dinikmati yang dapat memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Biaya yang belum dinikmati yang dapat memberikan manfaat dimasa akan datang dikelompokkan sebagai harta. Beban ini dimasukkan ke dalam laba/rugi, sebagai pengurangan dari pendapatan.”
(2007: 4)
          Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perbedaan biaya dan beban terletak pada masa pakainya. Biaya merupakan pengeluaran atau pengorbanan dan untuk memperoleh manfaat serta masa pakainya belum habis, sedangkan beban merupakan biaya yang telah memberi manfaat dan masa pakainya telah habis.
          Contoh biaya yaitu biaya persediaan bahan baku, persediaan produk dalam proses, persediaan produk selesai, supplies atau aktiva yang belum digunakan. Sedangkan yang termasuk beban contohnya beban penyusutan, beban pemasaran, beban yang  tergolong sebagai biaya operasi. Untuk membedakan antara biaya dan beban, dapat dicontohkan sebagai berikut, misalnya pembelian mesin, nilai yang dikeluarkan untuk memperoleh mesin tersebut merupakan biaya, tetapi setelah dipakai akan menimbulkan penyusutan terhadap mesin yang akan menjadi beban.


Pengertian Biaya
            Di bawah ini akan dibahas beberapa pengertian biaya dalam artian cost menurut beberapa ahli diantaranya adalah sebagai berikut:
            Pengertian biaya menurut William K. Carter dan Milton F. Usry diterjemahkan oleh Krista menyatakan bahwa:
“Biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran, dan pengorbanan untuk memperoleh manfaat,”
(2006 : 29)
Sedangkan menurut Sofyan Syafri Harahap mendefinisikan  sebagai berikut:
”Biaya sebagai penurunan gross dalam asset atau kenaikkan gross dalam kewajiban yang diakui dan dinilai menurut prinsip akuntansi yang diterima yang berasal dari kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan.”
          (2007: 240)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya adalah harga yang telah dipakai atau digunakan untuk memperoleh pendapatan.

Klasifikasi Biaya
            Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informsi biaya yang akurat dan tepat bagi manajemen dalam mengelola perusahaan atau divisi secara efektif. Oleh karena itu biaya perlu dikelompokkan sesuai dengan tujuan apa informasi biaya tersebut digunakan, sehingga dalam pengelompokkan biaya dapat digunakan suatu konsep “Different Cost Different Purposes” artinya berbeda biaya berbeda tujuan.
            Pengertian klasifikasi biaya menurut Bastian Bustami dan Nurlela adalah:
“Klasifikasi biaya atau penggolongan biaya adalah suatu proses pengelompokkan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan penting.”
(2007: 9)
            Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa klasifikasi biaya dikelompokkan menurut golongan biaya tertentu yang lebih ringkas, jelas dan terperinci sesuai dengan elemen-elemen tertentu.
            Klasifikasi biaya menurut Bastian Bustami dan Nurlela terbagi menjadi lima didasarkan pada hubungan antara biaya dengan berikut ini:
          “1. Produk
            2. Volume produksi
            3. Departemen dan pusat biaya
            4. Periode Akuntansi
            5. Pengambilan keputusan”.

            Berdasarkan klasifikasi biaya diatas, dapat diuraikan sebagai berikut:
1.      Biaya dalam Hubungan dengan Produk
            Biaya dalam hubungan dengan produk dapat dikelompokkan menjadi biaya produksi dan biaya non produksi.
a.      Biaya Produksi
            Biaya produksi adalah biaya yang digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi ini disebut juga dengan biaya produk yaitu  biaya-biaya yang dapat dihubungkan dengan suatu produk, dimana biaya ini merupakan bagian dari persediaan.
b.      Biaya bahan baku langsung
          Biaya bahan baku langsung adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari produk selesai dan dapat ditelusuri langsung kepada produk selesai.
Contoh: Kayu dalam pembuatan mebel, kain dalam pembuatan pakaian, karet dalam pembuatan ban, minyak mentah dalam pembuatan bensin, kulit dalam pembuatan sepatu.
c.  Tenaga kerja langsung
          Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang digunakan dalam merubah atau mengkonversi bahan baku menjadi produk selesai dan dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai.
Contoh: Upah koki kue, upah tukang serut dan potong kayu dalam pembuatan mebel, tukang jahit, border, pembuatan pola dalam pembuatan pakaian, tukang linting  rokok, operator mesin menggunakan mesin.
d. Biaya overhead pabrik
          Biaya overhead pabrik adalah biaya selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung tetapi membantu dalam merubah bahan menjadi produk selesai. Biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai.
          Biaya overhead dapat dikelompokkan menjadi elemen:
a) . Bahan tidak langsung (bahan pembantu atau penolong)
          Bahan tidak langsung adalah bahan yang digunakan dalam penyelesaian produk tetapi pemakaiannya relatif lebih kecil dan biaya ini tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk selesai.
Contoh: amplas, pola kertas, oli dan minyak pelumas, paku, sekrup dan mur,staples, asesoris pakaian, vanili, garam, pelembut, pewarna.
b)Tenaga kerja tidak langsung
          Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi dapat ditelusuri kepada produk selesai.
Contoh: Gaji satpam pabrik, gaji pengawas pabrik, pekerja bagian pemeliharaan, penyimpanan dokumen pabrik, gaji operator telepon pabrik, pegawai pabrik, pegawai bagian gudang pabrik, gaji resepsionis pabrik, pegawai yang menangani barang.



c) Biaya tidak langsung lainnya.
          Biaya tidak langsung lainnya adalah biaya selain bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang membantu dalam pengolahan produk selesai, tetapi tidak dapat ditelusuri kepada produk selesai.
Contoh : Pajak bumi dan bangunan pabrik, listrik pabrik, air, dan telepon pabrik, sewa pabrik, asuransi pabrik, penyusutan pabrik, peralatan pabrik, pemeliharaan mesin dan pabrik, gaji akuntan pabrik, reparasi mesin dan peralatan pabrik.
          Dua dari tiga unsur utama biaya produksi dapat digolongkan secara terminologi biaya yaitu biaya utama (gabungan antara bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung) dan biaya konversi (gabungan antara biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik).

Biaya Non Produksi
           Biaya non produksi adalah biaya yang tidak berhubungan dengan proses produksi. Biaya non produksi ini disebut dengan biaya komersial atau biaya operasi dan digolongkan sebagai biaya periode (biaya yang dihubungkan dengan interval waktu).
Biaya ini dapat dikelompokkan menjadi elemen :
1). Beban pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan apabila produk selesai dan siap dipasarkan ke tangan konsumen.
Contoh: beban iklan, promosi, komisi penjualan, pengiriman barang, sample barang gratis, hiburan, biaya alat tulis, gaji bagian penjualan,telepon dan telegrap, biaya penjualan dan biaya lain-lain.
2). Beban administrasi adalah biaya yang dikeluarkan dalam hubungan dengan kegiatan penentu kebijakan, pengarahan, pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Contoh : gaji administrasi kantor, sewa kantor, penyusutan kantor, biaya piutang tak tertagih, biaya urusan kantor, biaya alat-alat kantor dan biaya lain-lain.
3). Beban Keuangan adalah biaya muncul dalam melaksanakan fungsi-fungsi keuangan.
Contoh: beban bunga.
Biaya dalam Hubungan dengan Volume Produksi
          Biaya dalam hubungan dengan volume produksi atau perilaku biaya dapat dikelompokkan menjadi elemen:
1. Biaya Variabel
            Biaya variabel yaitu biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi dalam rentang relevan, tetapi secara per unit tetap.
Contoh: perlengkapan, bahan bakar, peralatan kecil, kerusakan bahan, sisa dan beban reklamasi, biaya pengiriman barang, biaya komunikasi, royalti, upah lembur, biaya pengangkutan dalam pabrik, biaya sumber tenaga, penanganan bahan baku.
      Dalam rentang aktivitas yang terbatas, hubungan antara suatu aktivitas dengan biaya yang terkait bias mendekati liniaritas (total biaya variabel diasumsikan meningkat dalam jumlah konstan untuk setiap satu unit peningkatan dalam aktivitas). Saat kondisi-kondisi berubah atas tingkat aktivitas berada di luar rentang yang relevan, tarif  biaya variabel baru harus dihitung.
2.      Biaya Tetap
            Biaya tetap yaitu biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat atau menurun. Jika aktivitas diharapkan untuk meningkat di atas kapasitas yang sekarang, biaya tetap harus dinaikkan untuk menangani peningkatan volume yang diperkirakan.
Contoh: gaji eksekutif produksi, penyusutan jika menggunakan metode garis lurus, pajak properti, amortisasi paten, gaji supervisor, asuransi properti dan kewajiban, gaji satpam dan pegawai kebersihan, pemeliharaan dan perbaikan gedung dan bangunan, sewa.
            Jika perkiraan permintaan produksi meningkat maka terdapat peningkatan tingkat pengeluaran atas setiap item overhead pabrik. Satu jenis biaya tertentu diklasifikasikan sebagai biaya tetap hanya dalam rentang aktivitas yang terbatas yang disebut rentang relevan (relevance range).
3.      Biaya Semi
            Biaya semi adalah biaya yang di dalamnya mengandung unsur tetap dan mengandung unsur variabel.
Biaya semi ini dapat dikelompokkan dalam dua elemen biaya yaitu:
1). Biaya semi variabel adalah biaya yang di dalamnya mengandung unsur tetap dan memperlihatkan karakter tetap dan variabel.
Contoh: biaya listrik, telepon dan air, gas, bensin, batu bara, perlengkapan, hiburan dan pemeliharaan, beberapa tenaga kerja tidak langsung, asuransi jiwa kelompok untuk karyawan, biaya pensiun, pajak penghasilan, biaya perjalanan dinas.
Ada dua alasan adanya karakteristik semi variabel pada beberapa jenis pengeluaran sebagai berikut:
a. Pengeluaran minimum mungkin diperlukan atau kuantitas minimum dari  perlengkapan atau jasa mungkin perlu dikonsumsi untuk memelihara kesiapan beroperasi.
b.Klasifikasi akuntansi, berdasarkan objek pengeluaran atau fungsi umumnya mengelompokkan biaya tetap dan biaya variabel bersama-sama.
Biaya semi tetap adalah biaya yang berubah dan volume secara bertahap.
Contoh: Gaji penyelia.

Biaya dalam Hubungan dengan Departemen Produksi
           Perusahaan pabrik dapat dikelompokkan menjadi segmen-segmen dengan berbagai nama seperti: departemen, kelompok biaya, pusat biaya, unit kerja, atau kerja yang dapat digunakan dalam pengelompokkan biaya menjadi dua yaitu:
A. Biaya langsung departemen adalah biaya yang dapat ditelusuri secara langsung ke departemen bersangkutan.
Contoh: gaji mandor pabrik yang digunakan oleh departemen bersangkutan.
B. Biaya tidak langsung departemen adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke departemen bersangkutan.
Contoh: biaya penyusutan dan biaya asuransi merupakan biaya yang manfaatnya digunakan secara bersama oleh masing-masing departemen.

Biaya dalam Hubungan dengan Periode Waktu
Dalam hubungannya dengan periode waktu biaya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
A.    Biaya pengeluaran modal adalah biaya yang dikeluarkan untuk memberikan manfaat di masa depan dan dalam jangka waktu yang panjang dan dilaporkan sebagai aktiva.
Contoh: Pembelian mesin dan peralatan.
B.     Biaya pengeluaran pendapatan adalah biaya memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan sebagai beban.
Contoh: mesin atau peralatan yang dibeli apabila dikonsumsi akan kehilangan kegunaan dan akan menimbulkan apa yang disebut dengan penyusutan.
C. Biaya dalan Hubungan dengan Pengambilan Keputusan
Biaya dalam rangka pengambilan keputusan dapat dikelompokkan menjadi   dua yaitu biaya relevan dan biaya tidak relevan.

      Biaya Relevan
Biaya relevan adalah biaya masa akan datang yang berbeda dalam beberapa alternatif yang berbeda.
Biaya relevan terdiri dari:
1).Biaya diferensial adalah selisish biaya atau biaya yang berbeda dalam beberapa alternatif pilihan.
2).Biaya kesempatan adalah kesempatan yang dikorbankan dalam memilih suatu alternatif.
3).Biaya tersamar adalah biaya yang tidak kelihatan dalam catatan akuntansi tetapi mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.
Contoh: biaya bunga.
4). Biaya nyata adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan akibat memilih suatu alternatif.
Contoh: Biaya yang dikeluarkan akibat memilih jika menerima pesanan dari luar.
5). Biaya yang dapat dilacak adalah biaya yang dapat dilacak kepada produk selesai.
Contoh: biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.
Biaya tidak relevan
Biaya tidak relevan adalah biaya yang dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun.
Biaya relevan dapat dikelompokkan menjadi elemen:
1). Biaya masa lalu atau histori adalah biaya yang sudah dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun.
Contoh: pembelian mesin.
2). Biaya terbenam adalah biaya yang tidak dapat kembali.
Contoh: kelebihan nilai buku atas nilai sisa, supervisor pabrik dan penyusutan bangunan.
Harga Pokok Produksi
            Harga Pokok
Harga pokok merupakan pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Menurut Mulyadi, menyatakan bahwa :
“Harga pokok digunakan untuk menunjukkan pengorbanan sumber ekonomi dalam pengolahan bahan baku menjadi produk.”
Maka dapat dikatakan bahwa harga pokok merupakan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, untuk memperoleh aktiva, maka akan membentuk harga pokok produksi.
Pengertian Harga Pokok Produksi.
Menurut Hansen dan Mowen yang diterjemahkan oleh Ancella A. Hermawan M.B.A., menyatakan bahwa :
 “Harga pokok produksi mencerminkan total biaya barang yang diselesaikan selama periode berjalan. Biaya yang hanya akan dibebankan ke barang yang diselesaikan adalah biaya manufaktur bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan overhead. Rincian dari biaya ini diuraikan dalam daftar pendukung yang disebut sebagai laporan harga pokok produksi”.
Soemarso, mengemukakan bahwa pengertian dari :
“Harga pokok produksi adalah biaya barang yang telah diselesaikan selama suatu periode disebut harga pokok produksi barang selesai (Cost of Goods Manufactured) atau disingkat dengan harga pokok produksi. Harga pokok ini terdiri dari biaya pabrik ditambah persediaan dalam proses awal periode dikurangi persediaan dalam proses akhir periode. Harga pokok produksi selama suatu periode dilaporkan dalam laporan harga pokok produksi (Cost of Goods Manufactured statement)”.
Pada umumnya nilai harga pokok produksi pada perusahaan merupakan penjumlahan antara biaya pabrik dengan persediaan awal barang dalam proses dikurangi dengan persediaan akhir barang dalam proses. Biaya ini merupakan biaya produksi dari barang yang telah diselesaikan selama satu periode. Harga pokok produksi ini pada laporan laba rugi akan mempengaruhi harga pokok penjualan.
Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi
Dalam perusahaan manufaktur, informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen. Menurut Mulyadi menyatakan bahwa :
“Manfaat informasi harga pokok produksi yaitu :
1.         Menentukan harga jual produk
2.         Memantau realisasi biaya produksi
3.         Menghitung laba atau rugi periodik
4.         Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.”

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
            Mempelajari job order costing (beban pokok produksi pesanan) dan proses biaya sangatlah penting untuk acuan bagi mahasiswa ekonomi mengetahui cara-cara penghitungan biaya-biaya pabrik dan untuk meramalkan masa depan yang akan dihadapi oleh perusahaan, digunakan untuk data perusahaan di kemudian hari untuk pengambilan keputusan yang akan semakin membawa perusahaan ke arah kesuksesan.

SARAN
            Makalah mengenai proses cost dan job order costing ada baiknya dipelajari dari berbagai sumber buku lain untuk semakin menambah ilmu.


























DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 1993. Akuntansi Biaya, Edisi ke-5. Yogyakarta :BP-STIE YKPN.
Adolph Matz and Milton F .Usry 1997. Cost Accounting Planning and Control, Eight Edition, South Western Publishing.Co. Ohio,
Halim, Abdul. 1999. Dasar-dasar Akuntansi Biaya, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga. Yogyakarta:BPFE-Universitas Gajah Mada
R. A. Supriyono. 1994. Akuntansi Biaya : Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok, Buku I, Edisi Ke-2. Yogyakarta:BPFE-UGM.

0 comments:

Post a Comment