Selamat Datang di My Blog << Waroeng Alam is a Waroeng-e Alam >>

Tuesday, March 14, 2017

Hakikat Pengetahuan


PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Sepanjang sejarahnya manusia dalam usahanya memahami dunia sekelilingnya mengenal dua sarana, yaitu pengetahuan ilmiah dan penjelasan ghaib. Kini di satu pihak manusia memiliki sekelompok pengetahuan yang sistematis dengan berbagai hipotesis yang telah dibuktikan kebenaranya secara sah, tetapi di pihak lain sebagian mengenal pula aneka keterangan serba ghaib yang tidak mungkin diuji sahnya untuk   menjelaskan rangkaian pristiwa yang masih berada diluar jangkauan pemahamannya.[[1]]
Terlepas dari berbagai macam pengelompokan atau pembagian dalam ilmu pengetahuan  kita dapat mensinyalir bahwa peranan ilmu pengetahuan terhadap kehidupan manusia, baik individual maupun sosial menjadi sangat menentukan. Karena itu implikasi yang timbul adalah bahwa ilmu yang satu sangat erat hubungannya dengan cabang ilmu yang lain serta semakin kaburnya garis batas antara ilmu dasar murni atau teoritis dengan ilmu terapan atau praktis.

B.Rumusan Masalah
      1.      Menjelaskan definisi hakikat pengetahuan?
      2.      Menjelaskan jenis-jenis pengetahuan?
      3.      Menjelaskan hakikat dan sumber pengetahuan?












PEMBAHASAN 
A.  Definisi Hakikat Pengetahun
Pengetahuan Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu knowledge, Secara terminologi  pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Menurut aristoteles pengetahuan bisa didapat berdasarkan pengamatan dan pengalaman.
Pengetahuan adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk menuturkan apabila seseorang mengenal sesuatu. Suatu hal yang menjadi pengetahuannya adalah selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan yang diketahui serta kesadaran mengenai hal yang ingin diketahuinya itu. Oleh karena itu, pengetahuan selalu menuntut adanya subjek yang mempunyai kesadaran untuk mengetahui tentang sesuatu dan objek yang merupakan sesuatu yang dihadapinya sebagai hal yang diketahuinya. Jadi bisa dikatakan pengetahuan adalah hasil pengetahuan manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang dihadapinya,atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek tertentu. 

B.Jenis-Jenis Pengetahuan

Menurut Plato jenis pengetahuan itu dibagi menurut tingkatan-tingkatan pengetahuan sesuai dengan karakteristik objeknya. Pembagiannya adalah sebagai berikut: [[2]]


1. Pengetahuan Eikasia (Khayalan)
 Pengetahuan yang objeknya berupa bayangan atau gambaran. Pengetahuan ini isinya adalah hal-hal yang berhubungan dengan kesenangan atau kesukaan serta kenikmatan manusia. Pengetahuan dalam tingkatan ini misalnya seseorang yang mengkhayal bahwa dirinya pada saat tertentu mempunyai rumah yang mewah,besar dan indah,serta dilengkapi dengankendaraan dan lain-lainsehingga khayalannya itu terbawa mimpi. Di dalam mimpinya, ia betul-betul merasa mempunyai dan menempati rumah itu. Apabila seseorang dalam keadaan sadar dan menganggap bahwa khayal dan mimpinya betul-betul berupa fakta yang ada dalam dunia kenyataan. [[3]]
2. Pengetahuan Pistis (Substansial)
            Pengetahuan mengenai hal-hal yang tampak dalam dunia kenyataan atau hal-hal yang dapat diindrai langsung. Objek pengetahuan pistis biasanya disebut zooya karena isi pengetahuan semacam ini mendekati suatu keyakinan (kepastian yang bersifat sangat pribadi atau kepastian subjektif) dan pengetahuan ini mengandung nilai kebenaran apabila mempunyai syarat-syarat yang cukup bagi suatu tindakan mengetahui, misalnya mempunyai pendengaran yang baik,penglihatan yang normal, serta indra yang normal.

3 .Pengetahuan Dianoya (matematik)
            Pengetahuan ini ialah tingkatan yang ada didalamnya sesuatu tidak hanya terletak pada bagaimana cara berfikirnya. Contoh yang dituturkan oleh plato tentang pengetahuan ini ialah para ahli matematika atau geometri,dimana objeknya adalah matematik yakni sesuatu yang harus diselidiki dengan akal budi dengan melalui gambar-gambar,diagram kemudian ditarik hipotesis. Hipotesis ini diolah terus hingga sampai pada kepastian. Dengan demikian dapat dituturkan bahwa bentuk pengetahuan tingkat dianoya ini adalah pengetahuan yang banyak berhubungan dengan masalah matematik atau kuantitas entah luas,isi,jumlah,berat yang  semata-mata merupakan kesimpulan dari hipotesis yang diolah oleh akal pikir karenanya pengetahuan ini disebut pengetahuan pikir.

4.Pengetahuan Noesis (filsafat)
Plato menerangkan tentang  pengetahuan ini adalah hampir sama dengan pengetahuan pikir, tetapi tidak lagi menggunakan pertolongan gambar,diagram melainkan dengan pikiran yang sungguh-sungguh abstrak. Tujuannya adalah untuk mencapai prinsip-prinsip utama yang isinya hal-hal yang berupa kebaikan, kebenaran, dan keadilan.
Jenis-jenis pengetahuan menurut Burhanuddin salam pengetahuan yang dimiliki manusia itu ada empat yaitu:

1.Pengetahuan Biasa
Adalah pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense, dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memiliki sesuatu di mana ia menerima secara baik.
2.Pengetahuan Ilmu
Adalah ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam.
Ilmu dapat merupakan suatu metode berpikir secara objektif (objective thinking), tujuannya untuk menggambarkan dan memberi makna terhadap dunia factual. Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu, diperolehnya melalui observasi,  eksperimen, klasifikasi. Analisis ilmu itu obkektif dan menyampingkan unsur pribadi, pemikiran logika diutamakan, netral, dalam arti tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang bersifat kedirian (subjektif), karena dimulai dengan fakta.

3.Pengetahuan Filsafat
            Pengetahuan manusia itu ada tiga yaitu pengetahuan sains,pengetahuan filsafat dan pengetahuan mistik.Pengetahuan filsafat ialah pengetahuan yang berdasarkan logika.[[4]] Pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu. kalau ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit ,filsafat membahas hal yang lebih luas dan mendalam. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis, sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar kembali.

4.Pengetahuan Agama
            Adalah pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama. Pengetahuan mengandung beebrapa hal yang pokok, yaitu ajaran tentang cara berhubungan dengan tuhan, yang sering juga disebut dengan hubungan vertical dan cara berhubungan dengan sesame manusia, yang sering juga disebut dengan hubungan horizontal.


C.Hakikat Dan Sumber Pengetahuan
1. Hakikat Pengetahuan
Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental (mental state). Mengetahui sesuatu adalah menyusun pendapat tentang suatu objek, dengan kata lain menyusun gambaran tentang fakta yang ada di luar akal. Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan, yaitu:[[5]]
       a.     Realisme
Teori ini mempunyai pandangan realistis terhadap alam. Pengetahuan menurut realisme adalah gambaran yang sebenarnya dari apa yang ada di alam nyata (dari fakta atau hakikat). Pengetahuan atau gambaran yang ada dalam akal adalah dari yang asli yang ada diluar akal. Hal ini tidak ubahnya seperti gambaran yang terdapat dalam sebuah foto. Dengan demikian, relisme  berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan tepat bila sesuai dengan kenyataan.

        b.     Idealisme
Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses psikologis yang bersifat subjektif. Oleh karena itu, pengetahuan bagi seorang idealis hanya merupakan gambaran subjektif bukan gambaran objektif tentang realitas. Subjektif dipandang sebagai suatu yang mengetahui, yaitu dari orang yang membuat gambaran tersebut. Karena itu, pengetahuan menurut teori ini tidak menggambarkan hakikat kebenaran. Yang diberikan hanyalah gambaran menurut pendapat atau pengelihatan orang yang mengetahui.


2. Sumber Pengetahuan
Dalam hal ini ada beberapa pendapat tentang sumber pengetahuan antara lain:[[6]]
       a.     Empirisme
Empirisme adalah aliran filsafat yang berpendapat bahwa pengetahuan bersumber dari pengalaman, sehingga pengenalan indrawi merupakan pengenalan yang paling jelas dan sempurna.
Tokoh utama dalam aliran empirisme ini adalah Francos Bacon (1210-1292 M), berpendapat bahwa pengetahuan yang sebenarnya adalah pengetahuan yang diterima orang melalui persentuhan indrawi dengan dunia fakta. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan sejati.

       b.     Rasionalisme
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan  diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan merangkap objek.
Para penganut rasionalisme yakin bahwa kebenaran dan kesesatan terletak dalam ide dan bukunya di dalam diri barang sesuatu. Jika kebenaran mengandung makna mempunyai ide yang sesuai dengan  yang menunjuk kepada kenyataan, kebenaran hanya dapat ada di dalam pikiran kita dan hanya dapat diperoleh dengan akal budi saja.


c. Intuisi
Menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari revolusi pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya. Pengembangan kemampuan ini (intuisi) memerlukan suatu usaha. Ia juga mengatakan bahwa intuisi adalah suatu pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang nisbi.
Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara intuisi tidak dapat diandalkan. Pengetahuan intuisi dipergunakan sebagai hipotesa bagi analisis selanjutnya dalam menentukan benar tidaknya pernyataan yang dikemukakan. Kegiatan intuisi dan analisis bisa bekerja saling membantu dalam menemukan kebenaran. Bagi Nietzchen intuisi merupakan “inteligensi yang paling tinggi” dan bagi Maslow intuisi merupakan “pengalaman puncak” (peak experience).
      d.     Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantaraan para nabi. Para nabi memeperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya, tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk memperolehnya.
Wahyu Allah (agama) berisikan pengetahuan, baik mengenai kehidupan seseorang yang terjangkau oleh pengalaman, seperti latar belakang dan tujuan penciptaan manusia, dunia, dan segenap isinya serta kehidupan di akhirat nanti.


D. Analisa Penulis
            Hakikat adalah suatu dasar atau inti dari sesuatu, sedangkan pengetahuan itu adalah diperoleh secara metoda, tersusun secara sistematis dan mampu diuraikan secara ilmiah itulah yang dikatakan pengetahuan yang objektif.
            Dari definisi diatas bahwa pengetahuan memiliki tempat yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sehingga manusia memiliki akal dan pikiran yang harus digunakan untuk mengetahui sesuatu yang belum mereka ketahui.
            Dari pengetahuan manusia yang beraneka ragam sehingga dalam pencapaian pengetahuannya harus didekatkan kepada kebenaran yang telah tuhan tetapkan dimuka bumi, kemudian barulah pengetahuan itu bisa digunakan dalam kehidupan, jadi pengetahuan manusia harus ada standart yang pasti didalam kehidupan manusia agar kehidupan manusia menjadi terarah.

PENUTUP
A.   KESIMPULAN
Pengetahuan Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu knowledge, Secara terminologi  pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Menurut aristoteles pengetahuan bisa didapat berdasarkan pengamatan dan pengalaman.
Menurut Plato jenis pengetahuan itu dibagi menurut tingkatan-tingkatan pengetahuan sesuai dengan karakteristik objeknya. Pembagiannya adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan Eikasia (Khayalan)
2. Pengetahuan Pistis (Substansial)
3.Pengetahuan Dianoya (matematik)
4.Pengetahuan Noesis (filsafat)

Jenis-jenis pengetahuan menurut Burhanuddin salam pengetahuan yang dimiliki manusia itu ada empat yaitu:
1.Pengetahuan Biasa
2.Pengetahuan Ilmu
3.Pengetahuan Filsafat
4.Pengetahuan Agama

1.    Hakikat Pengetahuan
Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan, yaitu:
a.       Realisme 
b.      Idealisme
2. Sumber Pengetahuan
a.       Empirisme
b.      Rasionalisme
c.       Intuisi
d.      Wahyu
B. SARAN
Demikian penulisan makalah mata kuliah ”Filsafat ilmu”  dengan judul “Hakikat Pengetahuan” yang di dalamnya masih banyak materi yang di sampaikan. Saran serta kritik kami terima demi kesempurnaan penulisan makalah yang akan mendatang. Kekhilafan dan kesalahan dalam penulisan kata-kata dalam makalah, mohon di maafkan karena tak ada gading yang tak retak dan tak ada yang sempurna kecuali ALLAH SWT.




























DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir.filsafat ilmu. Bandung: Remaja rosda karya, 2004.
Ahmad Tafsir, filsafat ilmu, Bandung: Remaja rosda karya, 2012.
Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat, Jakarta : Bumi Aksara, 2008.
Mohammad Hatta. alam pikiran yunani, Jakarta: universitas Indonesia UI Press,1986.
Surajiyo, filsafat ilmu dan perkembanganya di Indonesia, Jakarta: Bumi aksara2013.



[1] . Surajiyo, filsafat ilmu dan perkembanganya di Indonesia, (Jakarta: Bumi aksara2013), hlm. 55.
[2] Mohammad Hatta, Alam Pikiran Yunani, (Jakarta: universitas Indonesia UI Press),1986 hlm. 122
[3] Surajiyo, filsafat ilmu dan perkembanganya di Indonesia, (Jakarta: Bumi aksara2013), hlm. 60
[4] Ahmad Tafsir.filsafat ilmu, (Bandung: Remaja rosda karya, 2012), hlm. 68.
[5] Ahmad Tafsir.filsafat ilmu. (Bandung: Remaja rosda karya, 2004), hlm. 144.
[6] Burhanuddin Salam, Pengantar Filsafat, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm, 167.

0 comments:

Post a Comment