Kinanthi berasal dari kata ‘kanthi’ yang berarti menggandeng atau menuntun. Tembang Kinanthi memiliki filosofi hidup yang mengisahkan kehidupan seorang anak yang masih membutuhkan tuntunan agar bisa berjalan dengan baik di dunia ini.
Seorang anak tidak hanya membutuhkan tuntutan untuk belajar berjalan, tetapi tuntunan secara penuh. Tuntunan itu meliputi tuntunan dalam berbagai norma dan adat yang berlaku agar dapat dipatuhi dan dijalankan pada kehidupan dengan baik.
Watak tembang Kinathi yaitu menggambarkan perasaan senang, teladan yang baik, nasehat serta kasih sayang. Tembang Kinanthi digunakan untuk menyampaikan suatu cerita atau kisah yang berisi nasehat yang baik serta tentang kasih sayang.
Contoh Tembang Kinanthi (8u – 8i – 8a – 8i – 8a – 8i)
Kukusing dupa kumelun
Ngeningken tyas kang apekik
Kawengku sagung jajahan
Nanging saget angikipi
Sang resi kaneka putra
Kang anjog saking wiyati
Berikut penjelasan mengenai aturan guru gatra, guru lagu dan guru wilangan dari tembang Kinanthi .
1. Guru gatra = 6
Tembang Kinanthi memiliki 6 larik atau baris kalimat.
2. Guru wilangan = 8, 8, 8, 8, 8, 8,
Kalimat pertama berjumlah 8 suku kata. Kalimat ke dua berjumlah 8 suku kata. Kalimat ke tiga berjumlah 8 suku kata. Kalimat ke empat berjumlah 8 suku kata. Kalimat ke lima berjumlaj 8 suku kata. Kalimat ke enam 8 suku kata.
3. Guru lagu = u, i, a, i, a, i
Akhir suku kata dari setiap kalimatnya harus bervokal u, i, a, i, a, i
NB: Sumber dari google, sumber aslinya lupa
Penyusun Alamudin Zaenuri
Al Khawarizmi dari negeri Ibu Pertiwi
NB: Sumber dari google, sumber aslinya lupa
Penyusun Alamudin Zaenuri
Al Khawarizmi dari negeri Ibu Pertiwi
0 comments:
Post a Comment