PERKEMBANGAN INDIVIDU DALAM PRESPEKTIF ISLAM
I. PENDAHULUAN
Kehidupan manusia tidak pernah statis, sejak lahir sampai meninggal manusia selalu mengalami perubahan. Sehubungan dengan perubahan tersebut dikenal dua macam perubahan yaitu :
1. Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan yang yang bersifat kuntitatif, yaitu bertambahnya ukuran dan struktur.
2. Perkembangan diartikan sebagai perubahan yang bersifat kualitatif, yaitu perubahan yang progresif, koheren dan teratur dan perkembangan ini selalu dialami oleh setiap individu.
Perubahan atau perkembangan yang dialami manusia merupakan integrasi dari berbagai perubahan struktur dan fungsi. Secara umum perubahan-perubahan yang terjadi pada diri manusia meliputi empat tipe, yaitu :
1. Perubahan ukuran yang meliputi perubahan fisik seperti bertambah tinggi, bertambah berat, besarnya organ-organ dan sebagainya.
2. Perubahan proporsi, dapat diamati dari perbandingan antara ukuran-ukuran tubuh manusia yang mengalami perubahan. Ada bagian tubuh yang berkembang pesat, ada pula bagian tubuh yang berkembang lambat dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya.
3. Hilangnya sifat-sifatatau keadaan tertentu, misalnya hilangnya rambut dan gigi pada bayi, hilangnya sifat kekanak-kanakan, hilangnya gerakan-gerakan bayi yang tidak bermakna, dan sebagainya.
4. Munculnya sifat-sifat atau keadaan-keadaan baru, misalnya munculnya karakteristik-karakteristik seksual, standar-standar moral, dan sebagainya.
Bila ditinjau dari faktor-faktor yang menentukan terjadinyaperubahan pada diri manusia, dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang berperan yakni faktor kematangan dan faktor belajar.[1])
II. PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR PERKEMBANGAN
1. Pengertian
Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati” (The progressive and continuous change in the organism from birt to deth ). Pengertian lain dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik maupun psikis.
Yang dimaksud dengan sistematis, progresif, dan berkesinambungan dalah sebagai berikut :
a. Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme (fisik dan psikis) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Contohnya : kemampuan berjalan seorang anak seiring dengan matangnya otot-otot kaki, dan lain-lain.
b. Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, dan mendalam (meluas) baik secara kuntitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis). Contohnya : terjadi perubahan propirsi dan ukuran fisik anak, dan perubahan pengetahuan anak dari yang sederhana kepada yang kompleks.
c. Berkesinambungan, perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlansu g secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat. Contohnya : untuk dapat berdiri, seorang anak harus menguasai tahapan perkembangan sebelumnya, yaitu kemampuan duduk dan merangkak.
2. Ciri-ciri Perkembangan
Perkembangan itu secara umum mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
ü Terjadinya perubahan dalam :
a. Aspek fisik : perubahan tinggi dan berat badan serta organ-organ tubuh lainnya.
b. Aspek psikis : semakin bertambahnya perbendaharaan kata dan matangnya kemampuan berfikir, mengingat, serta menggunakan imajinasi kreatifnya.
ü Terjadinya perubahan proporsi dalam :
a. Aspek fisik : proporsi tubuh anak berubah sesuai dangan fase perkembangannya dan pada usia remaja proporsi tubuh anak mendekati proporsi tubuh usia remaja.
b. Aspek psikis : perubahan imajinasi dari yang fantasi ke realitas, dan perubahan perhatiannya dari yang tertuju pada dirinya sendiri perlahan-lahan beralih pada orang lain (teman sebaya)
ü Lenyapnya tanda-tanda yang lama :
a. Tanda-tanda fisik : lemyapnya kelenjar Thymus (kelenjar anak-anak) yang terletak pada bagian dada, kelenjarPineal pada bawah otak, rambut-rambut halus dan gigi susu.
b. Tanda-tanda psikis : lenyapnya masa mengoceh (meraban), bentuk gerak-gerik kanak-kanak dan perilaku impulsive (dorongan untuk bertindak sebelum berfikir).
ü Diperolehnya tanda-tanda yang baru :
a. Tanda-tanda fisik :pergantian gigi dan karakteristik seks pada usia remaja, baik primer maupun sekunder.
b. Tanda-tanda psikis : berkembangnya rasa ingin tahu terutama yang berhubungan dengan seks, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral, dan keyakinan beragama.
3. Prinsip-Prinsip Perkembangan
a. Perkembangan Merupakan Proses Yang Tidak Pernah Berhenti (Never Ending Proses)
Manusia secara terus menerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya. Perkembangan berlangsug secara terus menerus sejak masa konsepsi, sampai mencapai kematangan.
b. Semua Aspek Perkembangan Saling Mempengaruhi
Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, intelegensi, maupun social, satu sama lainnya saling mempemgaruhi. Terdapat hubungan atau korelasi yang positif diantara asfek tersebut. Apabila seorang anak dalam perkembangan fisiknya mengalami gangguan (sering sakit-sakitan), maka dia akan mengalami kemandegan dalam perkembangan aspek lainnya, seperti kecerdasaannya kurang berkembang dan mangalami kelebihan emosional.
c. Perkembangan Itu Mengikuti Arah Atau Pola Tertentu
Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan tahap sebelumya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.
Sementara itu, Yelon dan Weinsten (1977) mengemukakan tentang arah atau pola perkembangan itu sebagai berikut :
· Cephalicaudal and proximal-distal. Maksudnya, perkembangan manusia itu mulai dari kaki ke kepala(Cephalicaudal) , dan dari tengah: paru-paru, jantung, dan sebagainya, ke pinggir : tangan (proximal-distal).
· Stuktur mendahului fungsi. Ini berarti bahwa anggota tubuh individu itu akan berfungsi setelah matang strukturnya.
· Perkembangan itu berdiferensiasi. Maksudnya perkembangan itu berlansung dari yang khusus (spesipik). Dalam semua aspek perkembangan, baik motoric (pisik) maupun mental (psikis). Respon anak pada mulanya bersifat umum.
· Perkembangan itu berlansung dari konkrit ke abstrak. Maksudnya, perkembangan itu berprsoses dari satu kemampuan berfikir yang konkrit (objeknya tampak) menuju ke abstrak (objeknya tidak tampak).
· Perkembangan itu berlansung dari egosentrisme ke perspektivisme. Ini berarti pada mulanya seorang anak hanya melihat atau memperhatikannya dirinya sendiri sebagai pusat, dia melihat bahwa lingkungan itu harus memenuhi kebutuhan dirinya. Melalui pengalamannya dalam bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, lambat laun sikap egosentris itu berubah menjadi perspektivisme (anak sudah memiliki sikap simpati atau memperhatikan kepentingan orang lain).
· Perkembangan itu berlansung dari “outter control to inner control”. Maksudnya, pada awalnya anak sangat bergantung pada orang lain (terutama orangtuanya), baik menyangkut pemenuhan kebutuhan fisikmaupn psikisnya, sehingga dia dalam menjalani hidupnya masih didominasi oleh pengontrolan atau pengawasan dari luar (out control). Seiring bertambagnya pengalaman atau belajar dari pergaulan sosisl tentang norma atau nilai-nilai, baik dilingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya atau masyarakat, anak dapat mengembangkan kemampuan untuk mengontrol dirinya (inner control), seperti : dapat menganbil keputusan dan memecahkan masalahnya sendiri.
d. Perkembangan Terjadi Pada Tempo Yang Berlainan
Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya pada waktu dan tmpi yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat). Umpamanya :
· Otak mencapai ukurannya yang sempurna pada umur 6-8 tahun.
· Tangan, kaki, dan hidung mencapai perkembangan yang maksimum pada masa remaja.
· Imajinasi kreatif berkembang dengan cepat pada masa kanak-kanak dan mencapai puncaknya pada masa remaja.
e. Setiap Fase Perkembangan Mempunyai Ciri Khas
Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut :
· Sampai usia 2 tahun,anak memusatkan untuk untuk mengenal lingkungannya, mengusai gerak-gerik fisik dan belajar berbicara.
· Pada usia 3-6 tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia social (belajar bergaul dengan orang lain).
f. Setiap Individu Yang Normal Akan Mengalami Tahapan/Fase Perkembangan.
Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan, yakni : bayi, kanak-kanak, anak, dewasa.[2])
4. Fase-Fase Perkembangan
a. Pengertian dan kriteria menentukan fase perkembangan
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola tingkah laku tertentu.
b. Kriteria Penahapan Perkembangan
Dalam hubungannya dengan proses belajar-mengajar (pendidikan), pentahapan perkembangan yang dipergunakan sebaiknya bersifat elektif, maksudnya tidak terpaku pada satu pendapat saja tetapi bersifat luas untuk meramu dari berbagai pendapat yang mempunyai hubungan yang erat. Berdasarkan pendirian tersebut, perkembangan individu sejak lahir sampai masa kematangan itu dapat digambarkan melewati fase-fase berikut.[3])
Fase-fase perkembangan individu
TAHAP PERKEMBANGAN
|
USIA
|
Masa usia prasekolah
Masa usia sekolah dasar
Masa usia sekolah menengah
Masa usia mahasiswa
|
0,0 - 6,0
6,0 – 12,0
12,0 – 18,0
18,0 - 25,0
|
Sementara itu Santrok dan Yussen membagi fase perkembangan berdasarkan waktu-waktu yang dilalui manusia, yakni :
1. Fase pra natal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran.
2. Fase bayi adalah saat perkembangan yang berlansung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan.
3. Fase kana-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlansung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa pra sekolah.
4. Fase kanak-kanak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlansung sejak kira-kira 6-11 tahun.
5. Fase remajaadalah fase perkembangan yang merupakan transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa awal, yang dimulai kira-kira umur 10-12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18-22 tahun.[4])
B. KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
1. PERKEMBANGAN
Menurut Rena Akbar Hawadi (2001) perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat, dan ciri-ciri yang baru. Didalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia yang dimiliki saat pembuahan dan berakhir dengan kematian. Menurut F.J. Monks, dkk., (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses kearah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diulang kembali.
Kesimpulan umum yang dapat ditarik dari beberapa definisi diatas adalah perkembangan tidak terbatas pada pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan juga didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlansung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ketahap kemaatangan melalui pertumbuhan, pemasakan dan belajar.[5])
Perkembangan menunjukkan suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang menuju kedepan dan tidak dapat diulang kembali. Dalam perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak bersifat tetap dan tidak dapat diulang. Perkembangan menunjukkan pada perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap dan maju.[6])
Dalam mempelajari perkembangan peserta didik kita akan memperoleh beberapa keuntungan, diantaranya :
a. Mempunyai ekspentasi yang nyata tentang anak dan remaja
b. Dapat merespon dengan baik perilaku tertentu dari seorang anak
c. Membantu mengenali berbagai penyimpangan dari perkembangan yang normal
d. Membantu memahami perkembangan diri sendiri.
Hal yang mendasari pentingnya mengetahui perkembangan peserta didik :
a. Masa Perkembangan Yang Cepat
b. Pengaruh Yang Lama
c. Proses yang Kompleks
d. Nilai yang Diterapkan
e. Masalah yang menarik.[7])
Adapun faedah mempelajari perkembangan peserta didik antaran lain :
Faedah mempelajari perkembangan peserta didik banyak sekali, diantaranya seperti mahasiswa memiliki pengetahuan tentang perkembangan peserta didik dan berbagai persoalan khususnya pada anak dan remaja, baik sekolah atau madrasah serta dalam kehidupan sehari-hari. Faedah mempelajari perkembangan peserta didik antara lain :
a. Dapat memahami secara garis besar pola umum perkembangan peserta didik pada tiap-tiap fase.
b. Dapat memunculkan sikap senang bergaul dengan orang lain terutama pada anak dan remaja dengan penuh perhatian dan kasih sayang.
c. Dapat mengarahkan seseorang untuk dapat berbuat dan berperilaku yang selaras dengan tingkat perkembangan orang lain.
d. Khusus bagi pendidik, dapat memahami dan memberikan bimbingan dan arahan kepada anak didik perkembangannya.
Faedah mempelajari perkembangan peserta didik tentu akan memberikan kemudahan bagi pendidikan terutama dalam mengenali dan memahami serta memberikan arahan baik dalam belajar maupun dalam memberikan solusi kepada anak didik terhadap setiap persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.[8])
2. PERTUMBUHAN
C.P. Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan sebagai satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau organisme sebagai suatu keseluruhan. Menurut A.E. Sinolungan (1997) pertumbuhan merujuk pada perubahan kuantitatif, yaitu dapat dihitung atau diukur, seperti panjang atau berat tubuh. Ahmad tantowi (1993) mengartikan pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel.
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa istilah pertumbuhan dalam konteks perkembangan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu peningkatan dalam ukuran dan struktur.[9])
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis dari hasil proses kematangan fungsi-fungsi jasmani sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai proses berubahnya keadaan fisik yang turun temurun dalam bentuk proses aktif yang berkesinambungan.[10])
3. KEMATANGAN
Pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohani sebenarnya merupakan satu kesatuan dalam diri manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain. Laju perkembangan rohani dipengaruhi oleh laju pertumbuhan jasmani, denikian pula sebaliknya. Pertumbuhan dan perkembangan itu pada umumnya berjalan selaras dan pada tahap-tahap tertentu menghasilkan suatu “kematangan”, baik kematangan jasmani maupun kematangan mental.
Kematangan itu sebenarnya merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir. Timbul dan bersatu dalam pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku individu. Meskipun demikian, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai factor keturunan atau pembawaan, karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu.
Kematangan menunjuk pada proses interinsik dari pencapaian tahap-tahap perkembangan. Kematangan lebih merupakan gejala biologis daripada gejala psikologis atau belajar.
4. PERUBAHAN
Perkembangan mengandung perubahan-perubahan, tetapi bukan berarti perubahan bermakna perkembangan. Perubahan-perubahan itu tidak pula mempengaruhi proses perkembangan seseorang dengan cara yang sama. Perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia hidup. Untuk mencapai tujuan ini, realisasi diri merupakan faktor yang sangat penting. Tujuan ini dapat dianggap sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat, untuk menjadi manusia yang diinginkan baik secara fisik maupun psikis.[11])
C. ANALISIS MAKALAH MENURUT AYAT AL-QUR’AN
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang berangsur-angsur dalam kehidupan manusia.
Allah telah menciptakan manusia dari berbagai tahap pertumbuhan dan perkembangan. Dengan kata lain, kehidupan manusia memiliki pola dalam tahapan-tahapan tertentu yang termasuk tahapan dari pembuahan sampai kematian. Seperti firman Allah dalam surah Al-Furqon ayat 2 berikut ini :
وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيرًا
Artinya :dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat. (QS. Surah Al-Furqon : 2).
Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa Tahapan-tahapan tersebut sangat tertata dengan rapi dan sanga tberaturan, Allah telah menetapkan perkembangan dan pertumbuhan yang dialami manusia berbeda antara manusia yang satu dan manusia yang lain, ada yang mengalami pertumbuhan dengan cepat dan ada pula yang melalui masa pertumbuhannya dengan lamban karena adanya suatu penyebab.
Ayat kedua yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan adalah Al-Qur’an surah Ar-Rum ayat 54 sebagaiberikut :
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ ۖ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ
Artinya : Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Maha Kuasa. (QS. Surah Ar-Rum : 54).
Dari ayat tersebut dapat kita pahami bahwa pertumbuhan dan perkembangan yang di alami manusia tidak bisa terpisah, artinya selalu seiring sejalan. Allah mula-mula menjadikan kita lemah yakni saat kita bayi, saat kita tidak bias melakukan apa-apa tanpa bantuan orang lain. Dan kemudian seiring dengan berjalannya waktu, Allah menjadikan kita kuat, yakni saat kita tumbuh remaja dan dewasa, saat kita bisa melakukan apapun. Tapi kemudian, sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Kita akan bertambah lemah, yakni saat kita menjadi tua, kita kembali seperti keadaan tidak bias melakukan apapun sama seperti ketika kita bayi. Inilah takdir yang telah dituliskan oleh Allah SWT. Dan kita senantiasa harus tetap berjalan dijalan-Nya.
Ayat ke-tiga yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan terdapat pada Al-Qur’an surah An-Nahl ayat 70 :
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفَّاكُمْ ۚ وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَىٰ أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْئًا ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ قَدِيرٌ
Artinya : Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.(QS. An-Nahl : 70)
Ayat ke-empat yang berkaitan dengan perubahan yakni dalam Al-Qur’an surah Al-Anfal ayat 53 yang berbunyi :
ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ لَمْ يَكُ مُغَيِّرًا نِعْمَةً أَنْعَمَهَا عَلَىٰ قَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۙ وَأَنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Artinya : (siksaan) yang demikian itu karena sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu nikmat yang telah diberikan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada dalam diri mereka sendiri. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui (QS.surah Al-Anfal : 53).
Dari ayat diatas, kita dapat mengambil pelajaran bahwa perubahan itu sesungguhnya ditentukan oleh diri kita sendiri. Jika kita ingin mengubah nasib kita misalnya, kita harus berusaha dan terus berikhtiar kepada Allah SWT. Karena Allah tidak akan mengubah nasib kita jika kita hanya berdiam diri saja dan menunggu datangnya sebuah keajaiban.
Perubahan dalam kaitannya dengan perkembangan yakni perubahan megajarkan seseorang untuk bias menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, dan kaitannya dengan ayat ini adalah perubahan mendorong seseorang untuk bisa mengubah dirinya kearah yang lebih positif, walaupun ada juga perubahan yang mengarah kearah yang negative.
Ayat ke-lima yang berkaitan dengan perubahan adalah dalam Al-Qur’an surah Ar-Ra’d ayat ke 11, yakni sebagai berikut :
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
Artinya :baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka taka da yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS. Surah Ar-Ra’d : 11).
Dari ayat ini menyebutkan bahwa Allah Swt menetapkan para malaikat bagi setiap orang, yang bertugas mengawasi dan menjaganya dari seitap bahaya dan musibah. Tetapi, oleh karena seluruh alam raya ini adalah makhluk Allah, dan setiap peristiwa terjadi sesuai dengan kehendak-Nya, maka al-Quran menyebut peristiwa alami sebagai urusan Allah. Oleh karena itu, malaikat melindungi kita dari musibah yang berlaku di luar kekuasaan kita. Namun nasib kita sebagai umat manusia, baik individu maupun sosial, berada di tangan kita sendiri dan hendaknya kita tidak berharap bahwa Allah akan menyerahkan utusan penentuan nasib kepada para malaikat. Seandainya akan terjadi perubahan dalam sistem masyarakat seperti perubahan kondisi masyarakat yang rusak menjadi masyarakat baik dan sistem keadilan menggantikan kezaliman, maka hendaknya kita tidak menunggu mukjizat dari Allah Swt.
III. PENUTUP
1. Simpulan
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa:
a. Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati” (The progressive and continuous change in the organism from birt to deth ).
b. Perkembangan tidak terbatas pada pertumbuhan yang semakin membesar.
c. Faedah mempelajari perkembangan peserta didik banyak sekali, diantaranya seperti mahasiswa memiliki pengetahuan tentang perkembangan peserta didik dan berbagai persoalan khususnya pada anak dan remaja, baik sekolah atau madrasah serta dalam kehidupan sehari-hari
d. Perkembangan dan pertumbuhan yang di alami oleh manusia telah di tetapkan jauh-jauh hari oleh Allah SWT.
2. Saran
a. Alangkah lebih baik ketika kita dapat mengetahui secara bertahap perkembanagna terhadap anak, sehingga kita dapat mengetahui sejauh mana pola pikir anak tersebut.
b. Perkembangan bersifat abstrak dan kita dapat menerka atau menbak perkembangan apa yang akan dialami oleh orang di skeliling kita, namun kita dapat mengantisipasi perkembangan orang di sekeliling kita dengan mengamati secara langsung atau memahami pola pikir nya secara teratur.
c. Tidak ada manusia yang hidup tanpa perkembangan dan pertumbuhan, karena perkembangan telah ditetapkan oleh Allah SWT sebelum manusia diciptakan, maka dari itu alangkah lebik baik kita dapat mempelajari ilmu tentang perkembangan baik untuk diri kita sendiri mauoun orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Dra.Hj. T. Sutjihati somantri, M.Si.,psi. (2009), Psikologi Anak Luar Biasa, Bandung :PT. Refika Adimata
Baharudin, (2009) pendidikan dan psikologi perkembangan, Yogyakarta : AR-RUZZ MEDIA
Prof. Dr. M. Djawad Dahlan, (2011) Perkembangan Anak dan Remaja, PT. Remaja Rosdakarya
Mulyani sumantri, Nana syaodih, Perkembangan peserta didik.(2009), Jakarta: universitas terbuka, departemen pendidikan nasional
Desmita, psikologi perkembangan peserta didik, (,2009), bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
DRS. H. Abu ahmadi, DRS. Munawarsoleh, psikologi perkembangan.(2005), Jakarta: PT. Rineka cipta.
Amrullah & Hully, (2011), perkembanganpesertadidik, mataram :Alam Tara institute
Dra. Netty hartati, M.Si, dkk, islamdanpsikologi, (2004), Jakarta:PT .Raja Grafindo Persada
Syamsu Yusuf LN, hakikat perkembangan peserta didik, (2001), Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
[1]) Dra.Hj. T. Sutjihati somantri, M.Si., psi. Psikologi Anak Luar Biasa, (Bandung : PT. Refika Adimata, 2009), hlm,1-2
2) Syamsu Yusuf LN, hakikat perkembangan peserta didik, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, cetakan ke-2 2001), hlm. 4-8
3) Prof. Dr. M. Djawad Dahlan. Perkembangan Anak dan Remaja. (PT. Remaja Rosdakarya : 2011). Hlm : 15-23
[4]) Mulyani sumantri, Nana syaodih, Perkembangan peserta didik. (Jakarta: universitas terbuka, departemen pendidikan nasional, 2009) hlm, 1.9-1.10
[5]) Desmita, psikologi perkembangan peserta didik, (bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2009), hlm. 8-15
[11]) Dra. Netty hartati, M.Si, dkk, islam dan psikologi, (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2004), hlm. 65
0 comments:
Post a Comment