Selamat Datang di My Blog << Waroeng Alam is a Waroeng-e Alam >>

Saturday, January 28, 2017

Masalah Lingkungan Global

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Lingkungan merupakan suatu ruang lingkup dimana di dalamnya terdapat berbagai komponen biotik, abiotik, maupun sosial budaya. Ketika hubungan antar komponen tersebut tidak seimbang maka akan timbul masalah ligkungan. Masalah lingkungan sebenarnya bisa saja muncul sejak zaman dahulu. Akan tetapi, biasanya terlihat ketika sudah dalam jangka waktu yang lama. Masalah yang munucl sekarang ini biasanya diakibatkan karena  perkembangan teknologi yang sangat pesat. Meskipun tidak semuanya bersumber pada kemajuan teknologi, namun bisa juga  masalah tersebut bersumber dari human error.
Dampak dari permasalahan lingkungan memiliki cakupan yang berbeda-beda meliputi masalah lingkungan global, masalah lingkungan nasional, masalah lingkungan lokal.
Dalam makalah ini akan dibahas masalah lingkungan  global yang sekarang marak dibicarakan di forum tingkat dunia. Dalam makalah ini juga akan dijelaskan berbagai upaya yang bisa dijadikan sebagai solusi dari permasalahhan lingkungan global.

B.   Rumusan Masalah
1.    Apa saja yang termasuk masalah lingkungan global?
2.    Bagaimana dampak yang ditimbulkan masalah lingkungan global?
3.    Bagaimana cara mengatasi masalah lingkungan global?

C.  Tujuan
1.    Untuk mengetahui berbagai permasalahan lingkungan  global.
2.    Untuk menganalisis berbagai dampak  masalah lingkungan global.
3.    Mencari solusi dalam upaya mengatasi dampak masalah lingkungan global.
4.    Untuk mengetahui peran mahasiswa UNNES Universitas Konservasi dalam usaha mengatasi masalah lingkungan global.

BAB II
PEMBAHASAN

Masalah lingkungan global dan dampak yang ditimbulkan.
Masalah lingkungan ramai dibicarakan sejak diselenggarakannya Konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Scochlom, Swedia, pada tanggal 15 Juni 1972. Di Indonesia, tonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai sejak diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional oleh Universitas Pajajaran Bandung pada tanggal 15 sampai 18 Mei 1972.

            Faktor yang paling mempengaruhi dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia (laju pertumbuhan penduduk). Pertumbuhan penduduk yang pesat menimbulkan revolusi pembangunan dan industrialisasi. Namun industrialisasi disamping mempercepat persediaan segala kebutuhan hdup manusia juga memberi dampak negatif  akibat terjadinya pencemaran lingkungan.
Berikut akan dibahas berbagai permasalahan lingkungan global.

A.  Perubahan iklim (pemanasan global).
        Iklim merupakan suatu kondisi yang cakupan wilayahnya luas dan waktunya lama. Iklim bumi telah berganti beberapa kali sepanjang sejarah hingga saat ini terentang mulai zaman es sampai periode-periode panjang bumi menjadi hangat dan es di kutub mencair.
        Atmosfer bumi tidak pernah bebas dari perubahan. Komposisi, suhu dan kemampuan membersihkan diri selalu bervariasi sejak planet bumi ini terbentuk. Makin meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kegiatan manusia terutama dalam bidang transportasi, maka pakar-pakar atmosfer dunia memprediksi akan terjadi kenaikan suhu diseluruh permukaan bumi yang dikenal dengan pemanasan global. Pemanasan global terjadi sangat cepat yang disebabkan peningkatan efek rumah kaca dan gas rumah kaca.
        Menurut perkiraan selama era pra-industri efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata sekitar 10 – 50 . Perkembangan ekonomi dunia memperkirakan konsumsi global bahan bakar fosil akan terus meningkat. Hal ini menyebabkan emisi karbon dioksida antara 0,3 – 2% pertahun dan bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5 – 4,5   sekitar tahun 2030.
        Perubahan (kenaikan) suhu yang cepat akan menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang cepat. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida (CO2) di atmosfer. Lebih jauh lagi, pemanansan global dapat menyebabkan lepasnya karbon yang tersimpan di tanah dalam bentuk bahan-bahan organik yang kemudian teruraikan menjadi CO2 dan CH4 oleh kegiatan mikroba tanah. Iklim yang bertambah panas akan meningkatkan aktivitas mikroba yang pada akhirnya akan meningkatkan pemanasan global.
        Pemanasan global menyebabkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut, yang dapat mengancam pemukiman pinggir pantai, erosi di wilayah pesisir, kerusakan hutan bakau dan terumbu karang, perubahan lokasi sedimentasi, berkurangnya intensitas cahaya di dasar laut serta tingginya gelombang.
        Jadi perubahan iklim akibat pemanasan global bukan saja berdampak negatif terhadap ekosistem, melainkan juga langsung mempengaruhi sosial-ekonomi dan kesehatan masyarakat.
        Beberapa dampak yang diakibatkan dari adanya pemanasan global atau yang lebih sering kita kenal dengan nama “global warming” adalah sebagai berikut :
1.         Rusaknya ekosistem kutub.
2.         Beberapa hewan kutub seperti beruang kutub kehilangan habitatnya.     
3.         Suhu bumi meningkat.
4.         Volume air laut yang meningkat sehingga daratan berkurang.
5.         Iklim dan cuaca menjadi tidak menentu.

B.  Penipisan Lapisan Ozon
        Ozon adalah molekul yang terdiri dari tiga atom Oksigen. Lapisan ozon adalah suatu lapisan yang terletak di lapisan stratosfir, 20 – 45 km diatas permukaan bumi. akan melindungi mahluk hidup dari sinar UV yang dipancarkan oleh matahari. ozon yg berlobang mengakibatkan radiasi matahari mencapai permukaan bumi. paparan sinar UV berlebihan mengakibatkan kanker kulit, katarak, dan memperlemah sistem kekebalan tubuh dan gangguan pada rantai makanan di laut.
         Lebih dari setengah abad lamanya dirasakan adanya kerusakan lapisan ozon sehingga terjadi penipisan lapisan tersebut di stratosfer. Hal ini teramati pada setiap musim semi di wilayah selatan bumi, suatu lubang terbuka pada lapisan di bagaian atas ozon. Pada ketinggian 15-20 km diatas Antartika, 95% lapisan ozon telah lenyap. Lubang ini bertambah besar sejak tahun 1979. Lapisan ozon ini juga telah dibuktikan oleh data satelit cuaca Nimbus 7 milik badan ruang angkasa Amerika Serikat (NASA) dan terdapat banyak bukti yang menyatakan bahwa penipisan lapisan ozondi seluruh dunia.
        Rusaknya lapisan ozon berpengaruh pada intensitas sinar ultra violet metahari yang berbahaya bagimakhluk hidupdi bumi. Radiasi ultra violet menyebabkan kanker kulit, katarak mata, menekan efisiensi sistem kekebalan tubuh, sehingga memudahkan kanker menyebar luas, menurunkan kualitas komoditi pertanian seperti kedelai, kacang, tomat, dan komoditas pertanian lainnya.
        Radiasi ultraviolet tersebut juga dapat menimbulkan kerusakan sampai 20 m di bawah permukaan air yang jernih, terutama berbahaya bagi plankton, benih ikan, udang, dan kepiting serta tumbuhan yang memegang peranan penting dalam rantai makanan di laut.

C.  Hujan Asam
        Pandangan bahwa pencemaran udara semata-mata merupakan masalah urban, kini mulai berubah. Hal ini terjadi setelah adanya fakta turunnya hujan asam dan pencemaran udara regional atau lintas batas lainnya.
        Atmosfer dapat mengangkut berbagai zat pencemar ratusan kilometer jauhnya, sebelum menjatuhkannya ke permukaan bumi. atmosfer bertindak sebagai reaktor kimia yang kompleks merngubah zat pencemar setelah berinteraksi dengan substansi lain, uap air dan energi matahari. Pada kondisi tertentu sulfur oksida (SOx) dan nitrogen oksida (NOx) hasil pembakaran bahan bakar fosil akan bereaksi dengan molekul-molekul uap air di atmosfer menjadi asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3) yang selanjutnya turun ke permukaan bumi bersama air hujan yang dikenal sebagai hujan asam.
        Dampak negative dari hujan asam selain rusaknya bangunan dan berkaratnya benda-benda yang terbuat dari logam,juga terjadinya kerusakan lingkungan terutama pengasaman (acidification) danau dan sungai. Ribuan danau airnya telah bersifat asam sehingga tidak ada lagi kehidupan akuatik, dan dikenal sebagai danua mati. Selain itu, hujan asam juga mengancam komoditi pertaniann serta menimbulkan kerusakan hutan.

D.  Efek Rumah Kaca
         Efek Rumah Kaca adalah adanya gas – gas yang melapisi bumi sehingga sinar mata hari yang berhasil menerobos, panasnya akan tertahan tidak dapat lepas kembali ke atmosfer bebas. Pencemaran oleh  Industri peternakan merupakan penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar, yaitu 18%. Jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia yaitu 13%. Emisi gas rumah kaca industri peternakan meliputi 9% karbon dioksida, 37% gas metana (efek pemanasannya 72 kali lebih kuat dari CO2), 65% dinitrogen oksida (efek pemanasan 296 kali lebih kuat dari CO2), serta 64% amonia penyebab hujan asam. Data tersebut diperoleh dari laporan PBB (FAO) yang berjudul Livestock's Long Shadow: Enviromental Issues and Options (Dirilis bulan November 2006)
Usaha mengatasi dampak masalah lingkungan global
1.    Usaha mengatasi perubahan iklim (global warming).
-          Jangan menebang pohon sembarangan.
-          Kurangi menggunakan kendaraan berahan bakar fosil.
-          Melakukan reboisasi.
-          Mlakukan penanaman di sekitar pekarangan rumah.
-          Tidak menggunakan lampu di siang hari.
-          Membangun rumah dengan fentilasi cukup.
-          Menggunakan kendaraan hemat energi.

2.    Usaha mengatasi penipisan lapisan ozon.
-Meminimalisasi penggunaan AC (air conditioner)  dan lemari es yang menghasilkan gas CFC yang menyebabkan penipisan lapisan ozon.
-Meminimalisasi erupsi gas HCFC, HFC, dan CFC yang biasanya merupakan emisi dari industry energy, semen, pulp, dan kertas. Dengan demikian minimalisasi penggunaan kertas (paperless) sangat membantu menyelamatkan lapisan ozon.

3.    Usaha mengatasi hujan asam.
-     Meminimalisasi penggunaan bahan bakar fosil dalam kegiatan industri, terutama bahan bakar yang menghasilkan sulfur oksida (SO2) dan NOx.

4.    Usaha mengatasi efek rumah kaca.
-   Kurangi emisi gas polutan seperti CO2 yang muncul akibat pembakaran.
-   Jangan membakar sampah plastik maupun daun.
-   Budayakan jalan kaki untuk mengurangi emisi gas kendaraan.

0 comments:

Post a Comment