Selamat Datang di My Blog << Waroeng Alam is a Waroeng-e Alam >>

Saturday, September 9, 2017

Contoh Teks Eksemplum

Berikut adalah beberapa cerita teks eksemplum yang sengaja ane susun dari berbagai sumber, bagi para readers maupun para siswa dan siswi sekolah silahkan pilih sesuai isi hati kalian :


KEMALINGAN

Abstrak
Banyak sekali peristiwa buruk dalam hidup ini yang tidak kita hendaki terjadi, akibat lalai atau lupa akan sesuatu dan bertindak ceroboh dalam melakukan suatu pekerjaan. Sering kali juga kita menaruh barang-barang kita secara sembarangan baik itu laptop, hp dan lain-lain atau lupa mengunci pintu rumah atau kosan bagi mahasiswa yang sering kali berujung dengan kasus kemalingan.
Orientasi
Sabtu sore, aku pulang dari lapangan Tenis Indoor FIK. Aku baru saja menghadiri Monitoring dan Evaluasi di sana. Sampai kos sudah maghrib, aku langsung mandi.\
Setelah mandi, aku solat maghrib, lalu aku istirahat sebentar di kamar. Di kamar, aku mengobrol dengan Hala. Tak terasa, waktu cepat berlalu. Jam 24.00 WIB teman sekamarku pulang, Mbak Devi namanya. Kami mengobrol sampai pukul 1.00 WIB
Insiden
Minggu pagi, aku dan Devi bangun di pagi yang kacau. Kami kemalingan. Dua laptop, dua handphone, satu modem, dan tasku hilang. Seseorang telah mencurinya semalam. Diperkirakan antara pukul 1.00 sampai pukul 3.00. Sebab, teman sebelah kamarku bangun pukul 3.00 dan tahu bahwa pintu kamarku terbuka. Tapi, ia juga belum tahu kalau kami baru saja kehilangan beberapa barang penting. Aku bertanya pada Devi, apakah ia belum mengunci kamar ketika tidur, ternyata Devi lupa tidak mengunci kamar kami.
Interpretasi
Setelah itu, aku dan Devi langsung lapor ke Bapak Kos, kami disuruh untuk lapor ke kepolisian.  Pagi itu, kami langsung ke Polsek Gunung Pati, pukul 08.00 kami tiba, membuat keterangan, surat kehilangan dan menyerahkan barang bukti berupa tas yang ditnggalSi Pencuri di Jemuran. Jam 10.00 WIB polisi datang ke kos untuk melihat dan menyelidiki kasus ini. Meski polisi juga belum bias menemukan pelakunya.  Kami betul-betul tidak menyangka kejadian seperti ini menimpa kami
Koda
Kejadian ini adalah peringatan besar untuk kami. Sejak itu, saya dan Devi terus waspada.
Aku telah memasang gembok di pintu belakang. Dan kamarku selalu dikunci meski kami hanya keluar sebentar.
Barang-barang itu bisa kembali Alhamdulillah, tapi kami juga tidak menaruh harapan terlalu banyak. Aku dan Devi masih sehat dan selamat juga sudah bagus. Aku berjanji, akan terus waspada, berhati-hati dalam menjalankan aktivitas- aktivitas di hari berikutnya.


TERJATUH DARI SEPEDA
Abstrak
Melakukan suatu pekerjaan dengan kurang berhati-hati, pastilah akan membawa hasil yang buruk bagi orang yang melakukanya. Banyak sekali peristiwa buruk dalam hidup ini yang tidak kita hendaki terjadi, akibat berpikir gegabah dan bertindak ceroboh dalam melakukan suatu pekerjaan.

Orientasi

Pada tahun 2010 silam,orang tuaku memberikan hadiah istimewa untukku berupa sepeda baru.Hadiah itu aku dapatkan karena aku memperoleh peringkat pertama pada kenaikan kelas.Tentunya aku sangat senang ketika aku mendapat sebuah sepeda berwarna biru muda idamanku, dengan gagahnya telah terparkir di dalam garasi rumahku.Karena senang sekali,sampai-sampai aku ingin bersepeda setiap hari.Saat itu ,lautan ide memenuhi otakku.Aku berpikir untuk menjelajahi dan mengelilingi desa dengan sepeda baruku.

Insiden
Beberapa hari kemudian,aku mencoba untuk mengendarai sepeda idamanku itu.Aku berkeinginan menjelajahi seluruh tempat di desa.Untuk merealisasikan hasratku tersebut, aku memilih rute yang akan kulewati seperti sungai,kebun, dan sawah.
Karena aku merasa sangat bersemangat,aku mengayuh sepedaku dengan kecepatan tinggi.Ketika akan berbelok pada suatu tikungan,aku tersadar jika aku mengendarai sepedaku terlalu cepat.Di dekat tikungan itu,ada sebuah selokan yang memiliki lebar setengah meter dengan kedalaman satu meter berada tepat di depanku.Karena aku tengah berada dalam kecepatan tinggi,aku tidak bisa mengendalikan sepedaku dengan baik. Aku juga sulit mengendalikan sepedaku agar dapat berbelok melewati tikungan itu.Alhasil,badanku terlempar dari sepeda dengan kedua lutut yang memar akibat bergesekan dengan aspal jalan.Sementara itu,sepedaku masuk ke selokan dengan goresan di beberapa sisi-sisinya.

Interpretasi
Sepanjang perjalanan pulang ke rumah,aku menuntun sepedaku sembari meringis dan menangis kesakitan menahan sakit pada kedua lututku.Aku juga sedih melihat sepedaku lecet akibat peristiwa yang menimpaku.Pada hari itu,aku mendapatkan suatu pelajaran yang sangat berharga.Aku harus selalu berhati-hati dalam setiap urusan maupun pekerjaan khusunya saat berkendara ,agar aku dapat terhindar dari peristiwa buruk yang dapat menimpaku kapan saja dan dimana saja.

Koda
Peristiwa di atas memberikan pelajaran bahwa kita harus lebih berhati-hati dalam setiap urusan.Kita harus tetap berpikir jernih dalam setiap keadaan agar kita tidak melakukan sesuatu dengan ceroboh atau gegabah yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerugian bagi diri sendiri. 

KEJADIAN DI PARKIRAN


Pengalaman yang tak terlupakan semasa hidupku.
Bulan lalu, aku baru saja meraih prestasi Pelukis Terindah Sepanjang Masa dalam ajang SHMILY Awards 2015. Setelah meraih prestasi tersebut, banyak mahasiswa yang memujiku baik secara langsung maupun melalui media social. Selain itu, keluargaku juga memberi penghargaan untukku, seperti ayahku yang memberikanku mobil sport dengan art design yang mewah yaitu Lamborghini Aventador Lp700-4 yang harganya 11.000.000.000. Ayahku sangat bangga dengan prestasi yang kuraih, itu alasan kenapa ia memberiku penghargaan semahal itu.
Seminggu setelah hari bahagia tersebut, aku berencana untuk mengajak seluruh anggota keluargaku untuk makan malam bersama di salah satu Restaurant berbintang di Jakarta. Setelah membicarakan rencana tersebut, akhirnya merekapun tidak menolak rencanaku. Malahan mereka sangat senang, karena sekalian merayakan prestasi yang baru saja aku raih.
Kami memutuskan untuk makan malam bersama pada hari ke-13 setelah ajang SHMILY Awards 2015 tersebut. Kami menuju Restaurant bersama-sama. Sesampainya kami disana, kamupun langsung memesan makanan yang akan kami makan lalu membayarnya. Selama makan malam berlangsung, penuh canda dan tawa. Dengan asiknya kami makan sambil mengobrol, sampai aku lupa bahwa tepat pada pukul 20.00 WIB aku harus datang di acara Konferensi Pers yang diadakan di Mall of Indonesia untuk mempromosikan Restaurant baruku yang akan segera di buka pada Ahad minggu depan yang bernama “Coffe and Art Design”
Mengingat hal tersebut, akupun langsung menyelesaikan makananku lalu berpamitan dan meminta maaf karena harus pulang terlebih dahulu. Akhirnya, setelah berpamitan aku langsung ke arah parkiran mobilku. Tiba-tiba saat aku hendak masuk ke dalam mobilku, tiba-tiba ada seorang lelaki yang menarik tanganku dan mendekap mulutku. Lalu laki-laki tersebut mengatakan “Berikan uang atau kau mati!”. Mendengar perkataan tersebut, tanpa berpikir panjang, akupun langsung mengeluarkan semua uang yang ada di dompetku lalu ku berikan kepada lelaki tersebut. Setelah laki-laki tersebut menerima uang, diapun langsung melepaskan dekapan mulutku dan menjatuhkan aku di samping mobilku. Laki-laki itu langsung berlari ke arah pagar. Melihat laki-laki tersebut loncat dari pagar, akupun langsung masuk ke dalam mobilku lalu mengunci pintu. Di dalam mobil aku berusaha menenangkan diriku yang sesak dan takut karena kejadian yang baru saja terjadi.
Aku bersyukur kepada Allah yang masih menyelamatkanku dari kelakuan jahat laki-laki tersebut. Meskipun aku harus kehilangan semua uangku namun aku bersyukur karena tidak kehilangan aset berharga lainnya yang ada di tasku seperti kuas emas dari Paris dan Pencil Mecanic pemberian nenekku di New York.
Dari kejadian tersebut mengingatkan kita akan pentingnya mengatur waktu dan berhati-hati dalam segala hal serta dimanapun, apalagi jika malam bertambah gelap dan suasana semakin sepi.

BATU BELAH


Kisah ini terjadi di Desa Penurun, Tanah Gayo, ratusan tahun yang silam. Dahulu kala, ada suatu keluarga miskin yang terdiri dari seorang ayah, ibu, seorang anak yang berumur tujuh tahun, dan seorang anak lain yang masih menyusu. Sang ayah ialah seorang petani. Di waktu senggang ia selalu berburu rusa di hutan. Di samping itu ia juga banyak menangkap belalang di sawah untuk dijadikan makanan, bila tidak berhasil memperoleh rusa buruan. Belalang itu dikumpulkan sedikit demi sedikit di sebuah lumbung padi yang kosong karena sedang musim paceklik. 

Pada suatu hari sang ayah pergi berburu rusa ke dalam hutan. Di rumah tinggal istri dan anak-anaknya. Waktu saat makan tiba, anak yang besar merajuk karena tidak ada ikan sebagai teman nasinya. Juga tidak tersedia lauk pauk lainnya di rumah itu. Peristiwa ini membuat hati ibunya sedih benar. 

Akhirnya, si ibu memerintahkan agar putranya mengambil belalang sendiri di dalam lumbung. Tatkala si anak membuka pintu lumbung, ia kurang hati-hati, pintu lumbung tetap terbuka. Keadaan ini menyebabkan semua belalang terbang ke luar. 
Sementara itu ayahnya pulang berburu. Sang ayah kelihatan amat kesal dan lelah. Ia tidak memperoleh rusa buruan. Kemarahannya menjadi bertambah besar ketika ia mengetahui dari istrinya bahwa semua belalang di lumbung telah terbang. Kekesalannya pun bertambah pula bila diingatnya betapa lamanya ia telah mengumpulkan belalang-belalang itu. Kini semuanya lenyap dalam tempo sekejap saja. Dalam keadaan lupa diri itu, si ayah memukul istrinya sampai babak belur. Kemudian ia menyeretnya ke luar rumah.
Sambil merintih kesakitan. sang ibu pergi meninggalkan rumahnya. Dalam keputus asaan ia menuju ke Atu Belah yang selalu menerima dan menelan siapa saja yang bersedia ditelannya. Niat semacam ini dapat terkabul jika ia menjangin, yaitu mengucapkan kata-kata sambil bernyanyi dalam bahasa Gayo sebagai berikut:
"Atu belah, atu bertangkup nge sawah pejaying te masa dahulu. " Artinya: Batu Belah, batu bertangkup, sudah tiba janji kita masa lalu. 
Kata-kata itu dinyanyikan berkali-kali secara lembut oleh ibu yang malang itu. Sementara itu si ibu menuju ke Atu Belah, kedua anaknya terus mengikutinya sambil menangis dari kejauhan. Yang besar menggendong adiknya yang masih kecil.

Akhirnya apa yang terjadi? Lambat-lambat tetapi pasti bagian batu yang terbelah itu terbuka. Tanpa ragu-ragu lagi si ibu masuk ke dalam mulut batu. Sedikit demi sedikit tubuhnya ditelan oleh Batu Besar setelah ia berulang kali menyanyikan kalimat yang bertuah itu.

Pada waktu kedua kakak beradik itu tiba di sana. Keadaan alam di sekitarnya amat buruk. Hujan turun  deras disertai angin ribut. Bumi terasa bergetar karena sedang menyaksikan Atu Belah menelan manusia. Setelah semua reda, dengan hati hancur luluh kedua kakak beradik itu hanya dapat melihat rambut ibunya yang tidak tertelan Atu Belah. Kemudian anak sulungnya mencabut tujuh helai rambut ibunya untuk dijadikan jimat pelindung mereka berdua.

Kesimpulan 
Cerita rakyat ini adalah salah satu cerita yang banyak dikenal oleh anak-anak Gayo. Ia dapat digolongkan sebagai legenda, karena oleh penduduk Gayo cerita ini dianggap benar-benar pernah terjadi di daerah mereka. Untuk membuktikannya, mereka dapat menunjukkan kepada kita sebuah batu besar yang terletak kira-kira 35 km dari kota Takengon di Gayo. 
Legenda ini menarik, bukan karena betul-betul pernah terjadi, melainkan karena pesan yang hendak disampaikan kepada kita, yaitu agar dalam keadaan apa pun, kita harus dapat menahan diri. Sebab perbuatan yang kita lakukan pada waktu kita lupa diri akan dapat mencelakakan orang lain, menyukarkan kita sendiri, dan menyulitkan kerabat kita yang amat kita sayangi. 
Kasih si ayah terhadap anak istrinya tidak dapat kita sangsikan. Sudah tentu ia tidak akan pergi berburu rusa untuk memberi makan mereka, jika ia tidak menyayangi mereka. 
 
Namun, ia telah menyebabkan kematian istrinya. Peristiwa ini telah mendatangkan kesengsaraan, bukan hanya bagi kedua anaknya yang masih kecil dan amat memerlukan rawatan seorang ibu, tetapi juga dirinya sendiri, karena ia harus mengambil alih seluruh tugas istrinya untuk merawat kedua anaknya. 

NB : Sumber dari google

0 comments:

Post a Comment